Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

“Omong-omong bagaimana kemajuan latihanmu, Desmon?”

Perubahan alur pembicaraan yang tiba-tiba membuat Desmon hampir tersedak minumannya.

“Ba-Baik, kurasa,” jawab Desmon skeptis.

“Setelah melalui pelatihan, kini Desmon mampu memanggil dua familiar sekaligus. Familiar barunya berwujud burung elang, yang artinya ketajaman Desmon telah jauh meningkat,” balas Freyya mengambil alih pembicaraan.

“Ouh~” gumam orang-orang takjub.

“Aku tidak tahu banyak mengenai sihir pemanggilan, tapi kedengarannya Desmon berkembang pesat. Sudah kuduga Desmon itu hebat, instingku untuk merekrutnya tidaklah salah.”

“Tapi bakatnya yang sebenarnya terletak pada kemampuan menciptakan ramuan dan benda-benda lainnya. Selain job class alchemist, Desmon juga diberkati dengan appraisal yang membuat kemampuannya mencipta mengerikan.”

Termuda di kelompok itu diserang oleh raut muka tidak percaya.

“Desmon, mengapa kau tidak pernah memberitahu kami?”

“Aku sendiri juga tidak tahu sampai Nona Freyya memberitahuku!” jelas Desmon panik.

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

“Sampai saat ini, appraisal milik Desmon hanya memunculkan nama objek yang dilihatnya. Oleh sebab itu dia sendiri kurang sadar akan kemampuannya. Dia merasa aneh dengan tulisan yang muncul saat melihat suatu benda, tapi tidak terpikir untuk menceritakan pengalaman anehnya pada orang lain. Aku sendiri menyadarinya secara tidak sengaja ketika Desmon ‘membaca’ nama tumbuh-tumbuhan yang baru pertama kali dilihatnya kala kami berlatih di hutan.”

Penjelasan Freyya membuat orang-orang di sana sedikit tenang.

“Untuk sekarang kemampuan Desmon hanya sebatas mengetahui identitas suatu objek. Namun layaknya skill yang memiliki jenjang level, kemampuan unik Desmon akan semakin kuat dengan latihan terus menerus. Tidak hanya nama dan deskripsi, tahap akhir dari appraisal adalah kemampuan yang dapat melihat keterampilan, kelebihan, bahkan kekurangan musuh.”

“Tidak kusangka Desmon memiliki kemampuan sehebat itu. Aku bisa merasakannya saat berlatih bersama, kalau Desmon itu anak yang terlahir dengan bakat. Tapi aku tidak menyangka bakatnya begitu besar,” madah Arthur.

“Apa yang kau katakan? Bakatmu bahkan lebih menakutkan darinya.”

“Eh?! Aku?”

“Bakat bawaanmu — Insurgent — merupakan salah satu talent paling merepotkan. Selain memiliki efek penguatan, itu juga membuat induknya sulit mati.”

Insurgent? Aku tidak pernah mendengar skill dengan nama seperti itu.”

“Tentu saja karena itu bukan nama skill, melainkan innate talent. Keduanya mirip tapi berbeda.”

Innate talent… Kau juga pernah membahas hal ini sebelumnya, bukan? Sesaat sebelum kita menjalin kontrak. Apa sih sebenarnya itu?”

Innate talent adalah kecakapan yang diberikan pada seseorang setiap kenaikan sepuluh level. Tapi startnya bukan dari angka sepuluh, melainkan nol. Jadi bayi yang baru lahir pun akan diberkahi dengan setidaknya satu innate talent. Dikarenakan cara memperolehnya yang acak, kau harus sangat beruntung untuk mendapatkan innate talent langka.”

“Aku baru tahu akan hal ini.”

“Aku juga.”

Anggota lain juga menganggukkan kepala, menunjukkan kesamaan pemikiran.

“Wajar saja. Tidak seperti player yang bisa memilih dari beberapa opsi, NPC yang bakat bawaannya dipilihkan tidak perlu memiliki pengetahuan tentang ini.”

Ekspresi rumit terpampang di wajah orang-orang saat Freyya mulai menggunakan bahasa yang sulit dimengerti. Meskipun Arthur sudah sering berurusan dengan perilaku misterius Freyya, tetap saja dia masih tidak terbiasa dengannya.

“Lalu Freyya, apa hubungannya innate talent ini dengan bakatku yang menakutkan?”

“Tidak seperti appraisal yang tidak memiliki efek samping, insurgent merupakan innate talent yang berbahaya.”

“Berbahaya gimana?”

“Saat inangnya dalam kondisi hampir meregang nyawa atau dikuasai emosi negatif, insurgent akan aktif dan mengambil alih tubuh tuannya demi menyelamatkannya dari bahaya. Walau aku bilang menyelamatkan, nyatanya insurgent cenderung mengambil tindakan ekstrim. Tak jarang tubuh inangnya hancur selama proses ‘penyelamatan’ berlangsung. Ditambah lagi semakin sering insurgent diaktifkan, kepribadian orang dengan bakat bawaan ini akan sedikit demi sedikit bercampur dengan parasit yang ada di tubuhnya. Kasus terburuk, kepribadian asli akan tergerus dan digantikan oleh kemampuan itu.”

Mata Arthur terbelalak. Dia tidak menyangka bahwa dia telah membawa sesuatu yang mengerikan di dalam dirinya selama ini. Dia ingin tidak mempercayainya, tapi —

“Kau pasti mengingat sesuatu,” ucap Freyya menebak pikiran Arthur.

“Jadi, ketika kau menusukku waktu itu….”

“Ya, innate talent-mu aktif dan mengamuk.”

Sejumlah besar ludah menuruni kerongkongan Arthur. Fakta ini terlalu mengejutkan untuk dapat diterima begitu saja.

“Aku ingat berbicara pada cerminan diriku sendiri beberapa kali semasa berada di labirin. Apakah itu juga ulah insurgent?”

“Jadi sudah sampai di tingkat membentuk kepribadian baru, ya…” gumam Freyya berpikir.

“Arthur, aku sarankan untuk tidak mengaktifkan kemampuan terlarang itu lagi kalau kau tidak ingin ditelan olehnya.”

“Tapi bagaimana caranya? Bukannya itu akan aktif dengan sendirinya?”

“Aku sudah memberitahukannya dari awal, bukan? Penyebab insurgent aktif ada dua hal : emosi negatif dan kematian. Asalkan kau menghindari kedua hal ini kau akan aman.”

“Aku mengerti. Aku akan berhati-hati.”

“Oi oi. Bukankah pembicaraan barusan sangat serius? Maukah kalian berbaik hati menjelaskannya pada kami?” sela Derorit.

“Apa ini? Sepertinya menarik,” timbrung Edlin yang baru saja kembali setelah membayar daftar panjang makanan teman-temannya.

Kemudian Arthur menjelaskan secara singkat perjalanannya di labirin dan ketika dia beberapa kali bertemu bahkan berbicara dengan bayangan dirinya di ruangan putih nan mencurigakan. Awalnya dia mengira kejadian tersebut hanya mimpi atau halusinasinya belaka, tapi di luar dugaan itu adalah kenyataan, terlebih lagi hal yang berbahaya.

“Tunggu sebentar Arthur, jangan bilang labirin yang kau bahas dari tadi adalah The Greed Labyrinth yang terkenal itu?”

“Memang,” jawab Arthur tak acuh.

“Dan kau menjelajahinya sendiri dan masih berhasil keluar hidup-hidup?”

“Uh-huh.”

Bertepatan dengan Arthur yang menganggukkan kepala, helaan napas keluar dari beberapa mulut di sana. Mereka tidak percaya kalau anak muda ini sangat tidak peduli dengan fakta bahwa ia telah menjelajahi tempat paling berbahaya di kerajaan seorang diri. Ditambah dia masih selamat setelah masuk ke sana.

“Ngomong-ngomong apa yang Nona Freyya lakukan di sana?”

Lelah berurusan dengan bocah satu ini, Derorit mencoba bertanya pada pawangnya.

“Tidak ada yang istimewa. Aku cuma tidak ada kerjaan makanya main-main ke labirin.”

Namun keputusannya untuk bertanya ternyata salah. Jawaban yang diterimanya membuat Derorit semakin letih.

“Seberapa jauh penjelajahanmu, Glance?”

“Aku tidak tahu seberapa dalam, pokoknya sampai monster di sana berubah warna menjadi keputihan.”

Arthur bermaksud menyembunyikan fakta bahwa ia berhasil masuk ke inti terdalam labirin dan melawan bosnya, walau tidak berhasil mengalahkannya. Mengatakan hal itu hanya akan menimbulkan keributan lain. Kalau cuma segini seharusnya masih aman.

“Apa kau serius? Semua monster yang kutemui sewaktu menjelajah dulu berwarna hitam. Apakah aku kurang jauh perginya?”

“Bisa jadi. Sebenarnya aku sendiri juga tidak berniat menjelajah sejauh itu, tapi karena beberapa keadaan membuatku tidak dapat keluar dari sana.”

“Berapa lama memangnya kau terjebak di sana?”

“Entahlah. Aku tidak bisa menghitung hari sebab sinar matahari tidak menembus tempat itu. Berdasarkan perhitungan kasarku, mungkin sekitar tiga bulan lebih.”

“Tiga bulan?!!” bentak Derorit menggebrak meja.

“Tunggu, Derorit, apaan sih?” protes Ayu menyadari tatapan pengunjung lain pada mereka.

“Tapi Ayu, Glance terjebak selama tiga bulan, loh. Tiga bulan!”

“Iya aku juga dengar kok. Emangnya kenapa?”

“Orang yang terjebak di dungeon selama sebulan saja banyak yang mengalami gangguan mental setelah diselamatkan.”

“Bagaimana bisa?”

“Banyak penyebabnya, antara lain : stres berlebih dan juga penurunan fungsi tubuh.”

“Aku pikir masalah utamanya adalah minimnya cahaya matahari. Orang yang terus menerus hidup di dalam kegelapan untuk waktu lama cenderung lebih mudah terkena stres, karena ritme tidurnya terganggu. Hal ini berdampak pada kualitas tidur dan ritme biologis tubuh manusia. Manusia terbiasa dengan struktur siang dan malam. Jika hal ini menghilang, maka akan semakin sulit untuk menanggulangi stres atau pengaruh eksternal. Kurangnya sinar matahari juga dapat mengganggu fungsi organ tubuh seperti naiknya tekanan darah dan semacamnya,” papar Freyya.

“Selain itu berada di tempat gelap, tidak dikenal, juga sempit akan mengacaukan pikiran seseorang. Ditambah banyaknya monster yang berkeliaran di dungeon membuat mereka yang terjebak di sana harus berjuang setiap harinya tanpa mengenal istirahat, yang pada akhirnya menyebabkan kelelahan baik fisik maupun mental,” imbuh perempuan berambut hijau bak seorang ilmuwan. Andai saja jubahnya berwarna putih maka auranya akan lebih meyakinkan.

“O-Oh~ Terima kasih, Nona Freyya,” timpal Derorit tergagap, takjub lantaran dia sendiri tidak tahu sebanyak itu. Tidak hanya dirinya, semua yang mendengar presentasi Freyya juga dibuat kagum olehnya.

“Ehem! Lalu, apa kau pernah menjelajah dungeon lagi setelah itu?” tanya om bertubuh kekar setelah kembali ke akal sehatnya.

“Tidak. Tidak sekalipun.”

“Ini buruk. Kita harus segera pergi ke dungeon untuk mengobatimu.”

“Mengobatiku? Memangnya aku sakit apa? Perasaan aku sehat-sehat saja.”

“Derorit tidak mengacu pada kesehatan fisik, dia berbicara tentang kesehatan mentalmu.”

“Perasaan mentalku juga baik-baik saja.”

“Orang yang pernah mengalami insiden terjebak di suatu tempat cenderung memiliki trauma akan tempat tersebut. Misalnya orang yang terjebak di gudang, kebanyakan akan tumbuh dengan membawa perasaan takut terhadap tempat gelap dan sempit. Dalam kasus orang terperangkap dalam dungeon, awalnya mereka kelihatan tidak memiliki masalah. Tapi lambat laun ketakutan mereka kian membesar. Jika tidak segera disembuhkan, orang itu tidak akan pernah bisa menginjakkan kakinya lagi di ruang bawah tanah. Cara menyembuhkannya adalah dengan membawa orang tersebut ke tempat yang telah membuatnya trauma supaya dia tahu kalau ketakutan berlebihannya hanyalah hasil dari pikirannya sendiri,” jelas Derorit.

“Dalam dunia medis, apa yang disebutkan Derorit dikenal dengan istilah PTSD. PTSD atau post traumatic stress disorder merupakan gangguan yang ditimbulkan setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan. Biasanya orang dengan gangguan ini akan menunjukkan reaksi emosional dan fisik berlebihan ketika mendengar atau mengingat trauma yang pernah dialaminya. Ada beberapa cara untuk menyembuhkannya, dan cara paling efektif sekaligus paling beresiko adalah dengan membawa penderita penyakit ini ke tempat terjadinya peristiwa traumatis. Tergantung kekuatan mental pasien, cara ini dapat menjadi pedang bermata dua,” ujar Freyya menambahkan.

“Tapi aku baik-baik saja, sungguh,” sanggah Arthur membela diri.

“Mungkin baik-baik saja untuk saat ini, tapi kita tidak tahu bagaimana kedepannya. Untuk jaga-jaga, kita harus menyembuhkan penyakitmu itu sebelum menjadi parah nantinya.”

Arthur merasa mereka tidak akan kemana-mana jika ia terus berdalih di sini. Dia pun hanya bisa pasrah dan berkata, “Baiklah kalau kalian bersikeras.”

Senyum kemenangan terlukis di wajah pak tua kolot.

“Jadi Derorit, tujuan kita selanjutnya adalah menaklukkan dungeon?” tanya pria bertelinga panjang.

“Ya, dan pas sekali ada dungeon yang ditemukan baru-baru ini. Kudengar di dekat Kota Occident sebuah dungeon baru muncul beberapa minggu yang lalu. Aku ragu mereka sudah selesai membersihkan sampai lantai terbawah, jadi bukankah ini kesempatan yang bagus?” tanya Derorit retoris.

“Sudah diputuskan kalau begitu. Tujuan kita berikutnya adalah dungeon Kota Occident.”

 

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.