Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

“Bersiap untuk bertempur!”

Teriakan Derorit mengirim timnya membentuk formasi. Bukan hanya manusia, undead pun ikutan bersiap.

Undead shaman memutar tongkat dengan kedua tangan lalu menghentakkannya ke tanah. Tindakannya menimbulkan munculnya pasukan mayat hidup yang tak terhitung jumlahnya. Jumlah mereka terlampau banyak sampai-sampai memenuhi jalan.

Tanpa banyak ba-bi-bu, Derorit langsung menyerbu. Dia menabrak semua keroco yang menghalangi dan langsung mengincar yang besar di belakang. Dia mengangkat war axe kebanggaannya dan menjatuhkannya ke muka musuh.

Benturan antar dua logam menciptakan bunyi nyaring yang memekakkan telinga. Serangkaian serangan brutal Derorit diblokir oleh perisai bundar dari armored zombie.

Seperti namanya, monster yang tubuhnya seukuran Derorit ini mengenakan baju besi di sekujur tubuhnya. Selain itu, ia juga dilengkapi dengan senjata.

Armored zombie satu lagi yang melihat temannya diserang mengangkat sebelah tangan. Walaupun dagingnya telah membusuk, dia masih bisa mengayunkan chipped sword dengan cepat dan tajam.

Derorit mengubah posisi tubuhnya sebagai respons atas serangan yang datang. Pedang sumbing membentur gagang kapak.

Dari belakang, paman berarmor merah merasakan sesuatu menusuk perutnya. Dia mengalihkan perhatiannya dan menemukan skeleton tengah berusaha menikam dirinya.

Pria paruh baya itu mengayunkan kapaknya dengan gerakan melingkar. Putaran spiral menerbangkan monster-monster cilik di sekitarnya.

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

Di tempat lain, ada seorang gadis muda berbusana hakama kimono sedang meliuk-liuk di medan pertempuran. Dia pergi dari satu tempat ke tempat yang lain sambil menghabisi musuh-musuhnya. Dara ini terus membabat habis para mayat hidup hingga pada akhirnya ayunan tangannya ditahan oleh sejenis animal zombie.

Dagingnya yang sedikit membuat varietasnya sulit diidentifikasi. Makhluk ini berdiri dengan empat kaki dimana setiap aspek plantarnya berbentuk seperti telapak tangan manusia. Tulang tangan, atau kakinya, sangat kuat dan tajam sehingga ia mampu beradu kekuatan dengan katana milik Sakura.

Beberapa detik saja pergerakannya terkunci dan putri keluarga Hanazono telah dikelilingi oleh sejumlah kerangka. Tatkala ada belulang yang mengangkat hastanya, serangan magis menghantam tempat tersebut.

Mengambil keuntungan dari kekacauan yang diciptakan rekan seperjuangannya, Sakura mendorong lawannya.

Pertempuran berlanjut dengan gadis berambut ungu gelap yang berduel dengan quadruped undead. Semua yang mencoba menghalangi jalannya pertarungan suci akan disingkirkan oleh sihir dan juga anak panah yang ditembakkan dari belakang.

Berbanding terbalik dengan garis depan yang sibuk, garis belakang justru sangat senggang. Freyya bahkan masih sempat-sempatnya menguap di kondisi seperti ini.

Nasib baik sikap apatis Freyya tidak menurun ke muridnya. Desmon, meskipun tidak terlibat langsung dalam pertempuran, terus mengamati dengan seksama. Tangannya mencengkram benda di tasnya, menunggu saat bantuannya dibutuhkan.

Perhatian Desmon begitu terfokus ke depan sehingga ia tidak menyadari bahwa ada yang sedang mengawasi gerak-geriknya. Tidak, meski dia memperhatikan sekelilingnya sekalipun, kecil kemungkinan baginya untuk menyadari kehadiran penguntit satu ini.

Bergerak dalam gelap, sesuatu menyelinap ke dalam barisan manusia. Begitu sesuatu itu sedikit lagi mencapai target, dia menunjukkan wujud sebenarnya seraya mengacungkan senjata tajam.

Liur menetes saat ia dengan sangat yakin akan memulai pesta makan malam tidak lama lagi. Namun, yang didapatnya bukanlah sebilah pisau yang menembus daging bocah di depannya, melainkan tengkoraknya yang ditembus dari atas.

*Blar*

“Uwaaah!” pekik Desmon terkejut akibat kekacauan yang tiba-tiba terjadi di belakangnya.

Angin debu membuat remaja itu menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Dia perlahan membuka mata dan bayangan gurunya masuk ke dalam kornea matanya.

Netranya kemudian bergulir ke monster yang tertangkap basah oleh gurunya. Wujudnya serba hitam, membuatnya sulit terlihat di tempat gelap. Wajahnya tertutup topeng aneh, sehingga tidak ada yang tahu makhluk apa itu sebenarnya.

Selain kepalanya yang menggantung di udara secara aneh, sekujur tubuhnya terkulai lemas. Nona berambut hijau lantas menarik pedang anginnya yang menancap di tanah, yang membuat tubuh monster ikutan terangkat. Dengan santai, Freyya menendang jenazah monster bayangan hingga membentur dinding dan menghilang.

Pada saat bersamaan, dua monster muncul dari kegelapan. Daripada monster, mereka lebih mirip penyelam berbadan bongsor, lengkap dengan perlengkapan dan helm penyelam.

“Random sekali monster yang keluar,” ujar Freyya mendengkus.

Arthur melirik ke belakang. Setelah meninjau situasi, dia kembali melihat ke depan.

Bukannya dingin, tapi dia bersikap rasional. Dia mengetahui kekuatan Freyya lebih dari siapapun. Meskipun penampilan kedua monster di belakang cukup menakutkan, mereka tidak sebanding dengan monster yang melatihnya.

Bantuannya tidak diperlukan di sana. Lebih baik mengulurkan tangan pada orang yang lebih membutuhkan.

“[Stealth]”

Suara bagai desir menembus telinga Arthur. Tanpa perlu melihat, dia bisa tahu siapa yang baru saja mengaktifkan skill.

[Stealth], kemampuan yang mirip dengan sihir yang Arthur gunakan untuk menghilangkan sayap perempuan erotis berambut ikal itu hanya dimiliki oleh seorang saja di kelompok mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan si thief.

Mengaktifkan [Stealth] akan membuat penggunaannya sulit dideteksi. Sementara sihir Arthur menghilangkan benda secara kasat mata, kemampuan ini menghilangkan keberadaan suatu objek.

Pernahkah kalian dikejutkan oleh seseorang yang mendadak muncul di sebelah kalian? Orang itu sebenarnya datang dan berdiri di sampingmu dengan cara normal, cuma kalian saja yang tidak menyadari kehadirannya.

Mudahnya seperti itu. Jadi, [Stealth] adalah kemampuan untuk menyamarkan keberadaan sehingga penggunaannya dapat leluasa bergerak dengan kemungkinan ditemukan mendekati nol.

Mendekati nol bukan berarti tidak terdeteksi sama sekali. Ayu tetap harus berhati-hati saat bergerak agar tidak menabrak seseorang dan membatalkan mantranya.

Arthur mengabaikan Ayu yang sudah memulai pergerakannya. Pemuda ini terus melemparkan sihir angin untuk membantu anggota wanita lainnya.

Sebenarnya sihir angin kurang efektif di sini. Menggunakan mantra api akan lebih cepat untuk melibas semua mayat hidup yang ada. Sayangnya dia tidak bisa melakukannya.

Derorit telah memperingatkannya sebelumnya. Menyulut api di ruang sempit sama saja dengan bunuh diri.

Asap yang mengandung gas asfiksia akan mengurangi konsentrasi oksigen. Akan menjadi pukulan telak bagi makhluk hidup apabila mereka tidak memiliki udara untuk bernapas. Oleh sebab itu, penggunaan sihir api dilarang.

Setelah sekian lama menjadi seorang petualang, akhirnya Arthur kehabisan sihir juga. Kebanyakan sihir miliknya merupakan kelas tinggi yang memiliki jangkauan luas. Mengeluarkannya di sini hanya akan mencederai kawan sendiri dan Arthur tidak ingin merusak hubungan pertemanan yang susah payah ia bangun.

Sejujurnya Arthur masih memiliki banyak kartu di lengan bajunya, tetapi dia tidak berniat memakainya kecuali benar-benar terdesak. Selain itu, Arthur tidak pernah menunjukkan keempat elemen sisanya di hadapan orang lain.

Arthur dikenal sebagai penyihir api dan angin. Seorang magic caster yang mampu menggunakan dua elemen saja sudah dinilai hebat. Apabila diketahui bahwa terdapat seseorang yang mampu menggunakan tiga elemen atau bahkan lebih, maka akan terjadi kegemparan. Nama Arthur pasti tersebar ke seluruh penjuru kerajaan dalam waktu singkat. Kasus terburuk, dia mungkin diseret oleh kalangan atas untuk dijadikan bidak dalam peperangan antar negara.

Tentunya Arthur tidak ingin satu pun kemungkinan buruk menimpa dirinya. Oleh sebab itu, dia tidak bisa berbuat banyak pada situasi saat ini. Dia hanya bisa menunggu, toh keunggulan masih berada di sisi mereka. Walaupun lambat, mereka pasti bisa mengatasi para undead ini juga pada akhirnya.

“[Power Shot]”

Edlin mengaktifkan salah satu skill memanahnya untuk membuat tembakan yang akan menembus semua yang ada di jalurnya. Dengan jalan terbuka itu, seseorang dengan mudah menyusup ke dalam barisan musuh.

Setelah beberapa lama, akhirnya Sakura memenangkan duelnya. Pertempuran juga berakhir di garis belakang. Tubuh besar penyelam yang tumbang menciptakan dentuman keras ke seluruh arena.

Freyya mengacungkan jempolnya pada bocah lelaki di belakangnya. Desmon, yang bermandikan keringat setelah melempar botol kaca berisi ramuan, membalas dengan tersenyum lelah.

Di sisi lain, pria yang berada jauh di depan akhirnya mendapat bantuan dari rekan satu timnya. Pemanah dan penyihir yang usai mengawal nona samurai mulai melemparkan serangan mereka ke garis belakang musuh.

Undead cenayang, anehnya, merasa geram. Dia memutar tongkatnya untuk sekali lagi memanggil bala bantuan.

Tepat ketika dia mengangkat tinggi tongkatnya di udara, dia merasakan hawa kehadiran di belakangnya. Ketika dia memutar tubuh, dia tercengang atas kemunculan seorang gadis yang kemudian menusukkan belati tepat di dahinya.

Tubuh dukun itu mengejang. Sesaat kemudian energi tersedot keluar dari tubuh mayatnya sebelum akhirnya menghilang dalam kepulan asap hitam. Akibat dari lenyapnya sang pemanggil menyebabkan monster lainnya ikutan menghilang.

Tempat itu seketika dipenuhi asbut yang tak berlangsung lama.

Selepas situasi kembali tenang, manusia yang tertinggal kembali bergerak. Mereka mengembalikan senjata ke posisi siaga dan mengendurkan penjagaan. Anak kecil pembawa tas besar dengan semangat mengumpulkan batu sihir yang banyak bergeletakan di tanah.

“Panen panen~” senandung Desmon sembari mengumpulkan pundi-pundi yang akan ditukarkan menjadi koin emas nantinya.

Walaupun pemimpinnya cuma ada satu, tapi drop item yang didapat lumayan banyak. Itulah mengapa alkemis kita tampak bersemangat. Siapa yang tidak senang apabila melihat ada harta jatuh di depan mata. Dengan adanya uang, Desmon bisa bereksperimen sesuka hatinya sepulang dari sini.

Edlin, yang selalu berada di posnya, melangkahkan kakinya untuk menghampiri ketuanya.

“Bagaimana menurutmu?”

“Aku pikir tempat ini tidak terlalu besar. Sekitar dua-tiga lantai mungkin(?) dan kita akan menemukan ruang bos terakhir.”

Meskipun Edlin bertanya secara ambigu, Derorit mampu memberikan jawaban sesuai dengan yang diharapkan. Itulah kekuatan sohib yang telah bersama selama bertahun-tahun.

“Jadi sekitar lantai ketujuh, ya?” gumam Edlin berpikir. “Lalu bagaimana? Apa kita kembali sekarang atau masih ingin lanjut?”

“Hm… Sepertinya tidak ada salahnya menjelajah sedikit lebih lama. Satu pertarungan lagi lalu kita pulang.”

Derorit melayangkan pandangannya ke teman-temannya untuk meminta persetujuan. Tidak ada wajah penolakan di sana. Derorit pun menggangguk puas.

“Baiklah. Kita lanjut setelah beristirahat sejenak.”

Selesai dengan penjarahan hasil perang, Desmon kembali untuk membagikan air minum dan handuk untuk menyeka keringat ke masing-masing member. Anggota party gabungan saling mengobrol satu sama lain seraya memulihkan tenaga.

Selepas mendapatkan kembali kebugaran mereka, ketujuh petualang meneruskan perjalanan.

Tidak lama setelah penjelajahan kembali dimulai, mereka bertemu dengan pintu batu raksasa.

“A—!”

Derorit tidak bisa berkata-kata. Rahangnya yang terjatuh membuktikan bahwa ia saat ini sedang terkejut bukan kepalang.

Dia tidak bisa tidak mati gaya. Setelah mengatakan sesuatu seperti, “Ruang bos masih jauh” dengan kerennya, kini ia dihadapkan dengan sebuah pintu yang jelas-jelas meneriakkan, “Bos ada di dalam!”

Nah Derorit. Muka apa yang akan kau tunjukkan pada anggota tim yang telah kau tipu?

 

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.