Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

Ketika aku sadarkan diri, hal yang paling pertama kurasakan adalah mataku yang berkunang-kunang persis seperti yang sering kurasakan sebelumnya.

 

(Ah, silau sekali.)

 

Cahaya yang ada di seluruh dunia terasa seperti sedang menyelimutiku, dan aku mulai menyipitkan mata karena sensasi yang tidak nyaman ini.

 

(Syukurlah aku masih bertahan hidup.)

 

Sejauh yang kuingat, rasanya tidak mungkin aku bisa bertahan hidup setelah menerima luka yang sangat berat seperti itu. Tapi, entah bagaimana caranya, aku rasa aku masih diberikan kesempatan.

 

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

Lingkaran sihir yang kulihat sebelumnya…, itu membuatku ketakutan sampai-sampai aku terjatuh kebelakang dan tertabrak oleh truk.

 

(Haahh … bagaimana bisa aku sampai berhalusinasi seperti itu.)

 

Benar-benar payah.

 

Aku tidak menyangka diriku yang selalu kubangga-banggakan ini bisa berhalusinasi sampai mengalami insiden yang tidak mengenakkan.

 

Setelah penglihatanku sudah terbiasa dengan cahaya ini, aku akhirnya bisa melihat atap dari sebuah bangunan tempatku berada.

 

(Atap rumah sakitnya terlihat aneh.)

 

Aku lalu mengalihkan pandanganku pada seorang wanita muda berambut coklat indah yang sepertinya sedang kelelahan…, dan berkeringat.

 

Rambutnya terlihat alami, kurasa aku akan jatuh cinta dengannya hanya dalam beberapa saat.

 

(Siapakah gerangan cantik ini?)

 

Dan yang berada di sampingnya adalah seorang pria berambut abu-abu yang sepertinya memiliki struktur badan dan otot yang baik, singkatnya tubuh yang idealis.

 

Jika aku perhatikan lebih lanjut, aku rasa pria ini memiliki sifat yang baik dan bertanggung jawab. Yah, kurasa tidak baik untuk menilai seseorang hanya dari tampangnya saja, untuk sekarang aku rasa dia bukanlah orang yang jahat.

 

“— XX ——- XXXX”

 

Sebuah senyuman lalu muncul dari wanita berambut coklat tersebut saat mengatakannya sembari menatapku dengan wajah yang berkeringat.

 

Aku tidak bisa mendengar perkataan wanita itu dengan jelas. Yah, kurasa itu wajar saja. Tetapi, walaupun tidak bisa mendengarnya dengan jelas, kenapa aku tidak bisa memahami sedikitpun kata yang ia ucapkan?

 

(Apa yang kau bicarakan wanita?)

 

Wanita dan pria itu lalu membicarakan sesuatu dengan bahasa yang tidak bisa kupahami.

 

(Sungguh, sebenarnya apa yang kalian bicarakan?)

 

Aku pun menghiraukan mereka dan melihat seorang biarawati yang ada di ruangan ini. Wajahnya terlihat cantik saat tersenyum dengan rambut hitam pendeknya yang menawan, tapi, kenapa malah biarawati yang ada di ruanganku, bukannya seorang perawat?

 

Oh, aku tahu. Mungkin mereka berpikir jika di do’akan oleh seorang biarawati akan lebih cepat sembuh dari sakit, memangnya sekarang itu zaman apa? Hentikan saja, itu tidak akan berhasil…, tidak, kurasa aku akan lebih cepat sembuh jika ada dia berada di sini terus.

 

Kelihatannya biarawati itu masih gadis, lupakan wanita berambut coklat itu, aku akan pindah haluan ke gadis berambut pendek ini.Mungkin memang benar istilah mengenai “Jangan pacari wanita cantik, karena bisa saja dia memiliki teman yang lebih cantik darinya” hoho, ini pasti merupakan momen dimana biarawati ini akan merawat diriku yang sakit ini sampai sembuh kan?

 

Saat aku sedang menatap biarawati tersebut, dengan cepat, pria yang berada di sampingnya membawaku hanya dengan kedua tangannya.

 

“XXXX —– XX — X”

 

(Hei, apa yang kau lakukan?! Padahal lagi enak-enaknya.)

 

Aku masih tidak bisa memahami kata-kata yang mereka ucapkan.

 

(Apa mungkin aku Otitis?)

 

Aku tidak tahu apakah tubuhku yang terlalu ringan atau tubuhku yang menjadi berat karena memakai suatu peralatan dari rumah sakit.

 

Tetapi, sensasi dari jari tangan yang biasanya bergerak untuk menggerakkan mouse dan menekan keyboard saat bermain komputer, aku tidak bisa merasakannya.

 

Mungkin aku kehilangan lengan atau kakiku pada insiden itu, tapi sejauh yang kuingat, aku rasa aku masih memiliki keduanya.

 

Oh benar juga, bagaimana bisa pria ini mengangkatku dengan mudahnya? Meskipun beratku tidak seberapa, seharusnya akan sulit untuk membawa anak muda sepertiku.

 

(Apakah aku Amputasi?)

 

Nasib yang bahkan lebih buruk dari kematian, karena merasa sedih akan hal itu, aku lalu bisa merasakan air mata perlahan keluar dari kedua mataku.

 

Mungkin memang benar jika penyesalan itu datangnya akan selalu di akhir.

 

Pria yang sedang membawaku tiba-tiba terlihat panik saat melihatku mengeluarkan air mata.

 

“XX —– XXXX — XXXXX”

 

Aku rasa pria ini bersimpati padaku dan sedang memikirkan bagaimana cara untuk menenangkanku.

 

(Aku tidak paham apa yang kau bicarakan, tapi, terima kasih.)

 

Sang wanita yang terlihat kelelahan itu pun mendekat kearahku.

 

“— XXX —- XXXX”

 

Ia terlihat seperti sedang memarahi pria itu, sepertinya ia sehabis melakukan kesalahan dan wanita itu sedang membenarkannya.

 

Wanita itu pun membawaku dari pria itu dan menaruh diriku pada pangkuannya.

 

“– XXXX ——- XXX”

 

Wanita itu mengatakan suatu hal yang tidak kupahami, sepertinya ia dan pria itu sama-sama sedang mencoba untuk menenangkanku.

 

Karena merasa ingin mengusap air mata, secara spontan aku berusaha untuk menggerakkan kedua tanganku.

 

Secara tiba-tiba aku merasakan suatu sensasi pada jari dan pergelangan tanganku, meskipun aku tidak sanggup untuk menggerakkan tubuh bagian atasku.

 

(Eh?)

 

Aku melihat dua tangan kecil dengan jari-jari yang mungil berada tepat di depan wajahku dan menutupi wajah dari wanita yang sedang membawaku.

 

Untuk memastikan lebih lanjut, aku kembali menggerakan kedua tangan dan jari-jari tersebut berkali-kali.

 

Saat menyadarinya, air mata yang mengalir di mataku pun berhenti bersama dengan tangisanku.

 

Aku bisa merasakan jika wajahku sekarang ini sedang terlihat kebingungan akan hal yang sedang terjadi.

 

Aku lalu kembali menggerakkan jari-jari tersebut sembari membalikkan tanganku secara berulang-ulang kali.

 

“Ah aaahh———–”

 

Saat aku berhenti menangis, orang-orang yang ada di ruangan itu terlihat senang dan sepertinya merasa bahagia akan sesuatu. Tidak, lebih tepatnya mereka bertambah bahagia.

 

Sebuah insiden besar yang membuatku kehilangan lengan dan kaki, semua itu terjadi karena diriku mengira akan dipanggil ke dunia lain lewat lingkaran sihir yang ada di jalanan. Alhasil karena kehilangan kaki dan tangan, aku akan menjalankan kehidupan dengan sangat sulit dan tentu saja akan sangat sulit untuk terbiasa dengannya, bahkan aku sempat berpikir jika mati itu akan lebih baik.

 

Itulah yang tadi awalnya kupikirkan. Hidup dengan beban yang sangat banyak sampai-sampai akan membuatmu berpikir jika mati itu akan lebih baik.

 

Aku bingung, perasaan bingung melanda diriku.Aku kebingungan apakah aku harus senang atau tidak.

 

(Aku…, telah bereinkarnasi.)

 

Aku berulang-ulang kali mencoba mengucapkan suatu kata, tetapi mulutku tidak membiarkannya, ia hanya membuatku berbicara tidak jelas seperti yang biasa para bayi lakukan.

 

(Apa semua itu bukanlah halusinasi semata?)

 

Wanita berambut coklat itu lalu menyentuh jari-jari mungil yang kumiliki dan mengucapkan beberapa hal yang kumengerti.

 

“XX —- XXXXX — XX”

 

************************************

 

Satu bulan telah berlalu.

 

Pantas saja aku tidak memahami apa yang mereka ucapkan selama ini. Ini ternyata adalah dunia lain.

 

Kenapa aku bisa berpikir seperti itu? Kalau dipikir-pikir lagi, nilai bahasa inggrisku selalu bagus dan selalu mendapatkan peringkat atas. Meskipun begitu, aku tidak bisa memahami apa yang mereka ucapkan, bukankah itu aneh?

 

Untuk saat ini ada dua spekulasi yang aku pikirkan. Pertama, aku bereinkarnasi ke dunia lain, atau bisa dibilang sebagai dunia fantasi jika melihat properti-properti yang ada di dalam rumah ini, adanya baju baja dan pedang besi mungkin salah satu bukti ini adalah dunia lain. Yang kedua, aku telah bereinkarnasi, hanya saja bukan ke dunia lain tapi tetap di bumi, tempatku berasal. Tetapi aku terlahir kembali di salah satu suku-suku pedalaman yang belum pernah diketahui sebelumnya.

 

Uh— entah kenapa aku merasa agak bingung dengan cara menamai dunia ini, karena bisa saja ini adalah bumi, tapi bumi yang ada di masa lalu.

 

Tetapi, mengingat kejadian sebelumnya dimana aku melihat sebuah lingkaran sihir, aku rasa spekulasi yang pertama lebih masuk akal dan bisa menguatkan teoriku. Tidak, kalau dipikir-pikir lagi kurasa tidak ada yang masuk akal dari awal. Yang namanya bereinkarnasi saja seharusnya sudah tidak masuk akal, apalagi yang lain.

 

(Hmm … aku bimbang.)

 

Bereinkarnasi menjadi bayi tetapi masih memiliki ingatan dari kehidupan lamaku. Aku tidak pernah mengira hal-hal seperti ini ternyata benar-benar ada, rasanya seperti mimpi saja. Pastinya ingatan kehidupan lamaku akan berguna nantinya, aku harus mengingatnya dengan baik.

 

Seorang bayi yang sedang duduk di depan jendela dan melihat dunia luar, entah reaksi macam apa yang akan orang tuaku tunjukkan.

 

Oh benar, berbicara tentang orang tua, kurasa pria yang memiliki rambut berwarna abu-abu itu adalah ayahku dan wanita dengan rambut coklat itu merupakan ibuku.

 

Walaupun begitu, entah kenapa mereka terlihat memiliki warna rambut yang berbeda denganku.

 

Aku melihat kaca jendela yang memantulkan diriku dan melihat warna rambutku yang berwarna hitam.

 

(Apa jangan-jangan aku ini anak haram?)

 

Jika dilihat dari tampangnya, aku rasa kedua orang tuaku masih berumur sekitar 20-an. Seusia denganku, aku heran kenapa mereka memutuskan untuk menikah di usia yang masih dini seperti ini, yah setiap orang memiliki alasannya tersendiri.

 

(Apa ibuku hamil diluar nikah?)

 

Jika dilihat dari properti yang ada di rumah ini, aku tidak bisa melihat satupun barang-barang elektronik di sini. Bahkan hampir semua furniture kelihatannya terbuat dari kayu yang kasar, sampai-sampai lantainya pun kelihatannya terbuat dari kayu. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yang pertama orang tuaku adalah orang kaya karena kayu itu mahal, alasan yang sangat simpel.Dan yang kedua orang tuaku merupakan orang pedalaman, dan tidak memiliki beton sebagai bahan.

 

(Semoga saja kemungkinan pertama yang benar.)

 

Aku pun berdo’a dengan menempelkan kedua telapak tanganku.

 

Cahaya yang ada di rumah ini berasal dari lilin dan lentera, tidak ada tanda-tanda cahaya bola lampu sejauh yang kulihat selama ini.

 

Aku memang serius ingin memulai kehidupan dari awal lagi, tetapi tanpa barang-barang elektronik…, apakah aku benar-benar akan bisa bertahan tanpa mereka? Memikirkannya saja membuatku pusing, belum lagi jika ternyata keluargaku tidak bisa membayar tagihan listrik sehingga harus memakai lilin dan lentera seperti pada situasi yang terjadi saat ini.

 

Angkanya sudah pasti 50% yang artinya besar kemungkinan semua hal bisa terjadi.

 

Dengan bahasa yang berbeda dan tanpa teknologi, aku rasa akan sulit untukku beradaptasi nantinya, tetapi aku harus terbiasa akan hal ini. Karena bagaimanapun juga, aku telah diberi kesempatan untuk memulai hidup kembali.

 

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.