Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

Sudah hampir setengah tahun berlalu.

 

Setelah mendengar percakapan demi percakapan kedua orang tuaku selama 5 bulan terakhir ini, aku akhirnya mulai memahami sedikit demi sedikit bahasa yang mereka gunakan.

 

Seperti yang pernah kuberitahu sebelumnya, nilai bahasa inggris-ku selalu mendapatkan nilai bagus dan dengan mudah diriku dapat mencernanya. Apa mungkin karena kecerdasanku cukup tinggi? Tidak, kalau dipikir-pikir lagi pada saat sekolah menengah atas aku sama sekali tidak bisa memahami mata pelajaran bahasa jerman. Mungkin saja hal itu dapat terjadi karena sejak kecil aku sudah bermain video games online yang berbahasa inggris, menikmati sesuatu tanpa menyadari jika dirimu ikut mempelajarinya. Mungkin itu yang terjadi padaku dulu.

 

… Apa mungkin daya ingat anak kecil lebih kuat daripada orang dewasa? Lebih tepatnya mungkin orang yang masih berusia muda. Bisa jadi.

 

Untuk saat ini aku tidak ingin terlalu menyimpulkan sesuatu karena mungkin bisa saja diriku akan salah pada hari kemudian nantinya.

 

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

Perasaan mendamba-dambakan suatu hal yang sangat tinggi, pada saat itu hasilnya bisa saja tidak sesuai dengan harapanmu, dan perasaan yang kau dapatkan dari harapan yang sirna itu akan membuat dirimu kecewa nantinya. Aku tidak ingin mengalami itu, tidak lagi.

 

Memiliki harapan yang tinggi memanglah bagus, tapi menurutku tidak seharusnya kau mengharapkan sesuatu yang sangat tinggi. Karena bisa saja itu akan mengecewakanmu nantinya.

 

Setelah hampir setengah tahun berada di sini, aku akhirnya sudah mampu untuk bergerak. Yah, meskipun hanya bisa merangkak.

 

Tidak mampu bergerak adalah hal yang sangat menakutkan, kau tidak akan bisa dan tahu kapan bahaya akan mendatangimu.

 

Saat aku mulai merangkak, orang tuaku yang melihatnya kelihatannya tidak terlalu terkejut.

 

(Apa merangkak di usia bayi sudah wajar di daerah ini?)

 

Tentu saja ada kemungkinan jika mereka belum menyadarinya.

 

Setelah aku bisa merangkak, aku akhirnya mulai mengerti tentang hal-hal yang ada di sini.

 

Pertama-tama.

 

Rumah ini terbuat dari kayu dan memiliki 4 kamar di dalamnya.

 

Biarawati yang kulihat pada saat aku lahir sudah tidak pernah terlihat lagi sejak hari ketiga aku dilahirkan, itu agak membuatku bingung dan kecewa.

 

Yah, memang benar jika biarawati itu kerjanya bukan hanya di rumah ini saja, tetapi bukankah dia perlu mengecek keadaan ibuku?

 

Bagaimanapun juga, pemikiranku saat ini bukanlah seorang bayi yang kerjanya hanya menangis dan buang air kecil sembarang setiap harinya. Yah, meskipun aku pernah menangis juga dulu.

 

Terkadang saat aku mencoba untuk menahannya, masih ada beberapa hal yang membuatku bertindak seperti bayi pada umumnya diluar kendaliku. Aku merasa malu, bagaimana bisa seorang mahasiswa sepertiku bertindak layaknya bayi yang minta kenyot dikenyat nyot.

 

Juga, tempatku berada saat adalah sebuah desa.

 

Dan dengan pemandangan yang hanya bisa kulihat lewat kaca jendela, kurasa itulah hal yang bisa kusimpulkan untuk saat ini.

 

Suasana pedesaannya pun sangat terasa di sini.

 

Walaupun aku telah bereinkarnasi, aku masih berharap memiliki setidaknya satu alat elektronik untuk dimainkan.

 

Karena memikirkan hal itu, tidak terasa akhirnya waktu sudah sore hari.

 

Aku akui jika sepertinya diriku hampir tidak melakukan apapun tiap harinya di sini, biasanya aku hanya menikmati pemandangan yang bisa kulihat di setiap kaca jendela.Namun kali ini berbeda, saat aku melihat luar jendela, aku melihat suatu hal yang mengejutkan.

 

Aku melihat beberapa orang dengan pakaian yang sepertinya terbuat dari bahan lokal, seperti bulu wol, lenan dan armor layaknya…, Viking.

 

(A–apa yang?! Bulu wol yang sangat banyak, bagaimana bisa?)

 

Orang-orang itu juga terlihat membawa sebilah pedang dan kapak yang diletakkan di pinggang dan punggung mereka.

 

Dari tampang yang tinggi dan berotot itu, aku bisa langsung tahu jika mereka bukanlah seorang cosplayer yang biasanya kulihat di monitor komputerku.

 

Jikalau aku amati dari langkah kakinya, sepertinya mereka berniat untuk melewati jalan yang ada di depan rumahku.

 

(Ga–gawat, bagaimana ini? Bagaimana ini?)

 

Aku panik dan merasakan adanya firasat bahaya akan menantiku jika aku tetap berada di depan jendela, secara bersamaan instingku pun berkata jika diriku harus sembunyi dari mereka dan pergi menuju ke tempat yang aman.

 

Karena shock, aku pun terjatuh dari atas ke bawah.

 

Tubuhku lalu membentur lantai, suaranya lumayan keras dan aku bisa merasakan rasa sakitnya.

 

(Tamat sudah.)

 

Orang-orang itu sepertinya mendengar suara benturan tubuhku dan sedang menuju ke sini.

 

Aku lalu bisa mendengar suara langkah kaki yang ramai dengan cepat menuju ke arahku.

 

Aku lalu mendengar suara pintu terbuka dan melihat orang-orang itu masuk, mereka lalu melihatku yang terjatuh di lantai.

 

Tatapan yang menakutkan.

 

Salah satu dari orang tersebut lalu mengangkatku dan meletakkanku di dadanya. Karena ketakutan aku akhirnya hanya bisa pasrah dan menutup mata.

 

“…. Fiuh, syukurlah kau tampaknya baik-baik saja nak.”

 

(Huh?)

 

Mendengar ucapan orang itu, aku lalu membuka mataku dengan perlahan.

 

“Raindall!”

 

Orang itu lalu memanggil nama ayahku.

 

Mendengar panggilan tersebut, Raindall pun datang kemari.

 

“Anakmu baru saja terjatuh dan sepertinya kepalanya juga terbentur dengan lantai.”

 

“Be–benarkah begitu?”

 

“Ya. Tapi yang membuat terkejut sepertinya anakmu tidak menangis walaupun ia terlihat sedikit ketakutan.”

 

Jika dilihat dari seberapa cemas ekspresi wajah mereka, tampaknya mereka benar-benar khawatir padaku.

 

Yah, semoga saja aku tidak menjadi bodoh karena hantaman yang keras di kepala.

 

Aku bisa merasakan rasa sakit yang berdenyut di kepalaku. Yah, kurasa itu wajar saja. Setiap orang pasti setidaknya pernah jatuh sekali seuumur hidupnya.

 

Ibuku lalu kemari setelah dipanggil oleh ayahku.

 

Jika dilihat dari reaksi dan pembicaraan mereka, sepertinya lukaku tidak terlalu parah. Setidaknya tidak ada darah yang merembes keluar dari kepalaku. Jika itu terjadi rasanya pasti akan sangat sakit … sama seperti yang pernah kurasakan dulu di kehidupan lamaku waktu aku masih kecil.

 

Dengan hati-hati, mereka lalu memeriksa kepalaku.

 

Dari ekspresi mereka, sepertinya tidak ada cedera yang serius terjadi padaku. Akhirnya mereka memperban bagian kepalaku yang sepertinya terlihat cedera.

 

Aku tidak tahu itu untuk apa, tapi menurutku sepertinya itu tidak akan berguna.

 

Dasar, apa yang sebenarnya kutakutkan sih. Para Viking akan memakanmu? Jangan bercanda, memangnya akan ada yang mau mempercayai mitos itu?

 

Apa benar mereka yang terlihat khawatir padaku akan berniat melakukan hal sekejam itu?

 

Meskipun sepertinya mereka sedikit bodoh dalam beberapa hal, namun sifat mereka yang penyayang itu sangat menakutkan.

 

Ibuku lalu menggedongku dengan kedua tangannya dan meletakkanku di dadanya.

 

Raindall sepertinya sangat akrab dengan orang-orang tersebut, kesannya …seperti teman lama.

 

Orang-orang yang berpakaian seperti Viking tersebut lalu pamit dan pergi dari rumah ini.

 

“Kalau begitu kami pamit dulu.”

 

“Ya. Berhati-hatilah!”

 

“Anakmu sepertinya kuat, jagalah dia dengan baik ya!”

 

“Ya, tentu saja!”

 

Benar-benar deh.

 

Tetapi. Viking…, ya?

 

***

 

Setengah tahun akhirnya benar-benar berlalu.

 

Setelah beberapa saat setelah perstiwa itu, aku akhirnya bisa tenang setelah mengetahui jikalau cedera di kepalaku ini tidak berbahaya seperti yang kutakut-takutkan.

 

Luka yang ada di kepala biasanya akan sangat fatal bagi tubuh, karena itulah aku sedikit ketakutan akan hal tersebut.

 

Raindall saat ini sepertinya ingin mengajakku untuk pergi keluar rumah, tidak, mungkin lebih tepatnya ingin membawaku keluar rumah.

 

Menurut sepengetahuanku, kalau tidak salah anak sudah diperbolehkan untuk diajak keluar rumah saat sudah berusia 2 hingga 3 bulan. Lantas kenapa mereka baru mau membawaku keluar rumah di usiaku yang sudah setengah tahun?

 

(Apa sistem kekebalan tubuhku selemah itu?)

 

Aku harap tidak, memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah akan membuat hidupmu sangat tidak mengenakkan. Semoga saja itu tidak terjadi padaku.

 

Raindall lalu meletakkanku di dadanya dan berjalan menuju daerah luar rumah.

 

Aku lalu menghirup udara yang ada di luar rumah.

 

Rasanya sangat menyegarkan, kurasa ini adalah udara segar pertamaku sejak lahir.

 

Mataharinya terlihat sangat terang saat menyinari desa yang indah ini, rasanya juga sangat dibandingkan dengan saat aku melihatnya melalui kaca jendela. Rumput dan tumbuh-tumbuhan yang ada di desa ini pun terlihat menyegarkan, mungkin saja udara segar yang ada di desa ini ada berkat mereka.

 

Raindall lalu membawaku berkeliling di desa ini.

 

Kami berkeliling dan mengucapkan salam dengan senyuman pada orang-orang yang kami temui.

 

“Selamat pagi!”

 

“Selamat pagi juga!”

 

(Kelihatannya Raindall sangat akrab dengan mereka semua.)

 

Aku bisa melihat ada sangat banyak sekali orang-orang di sekitar. Aku lalu menyadari jika pakaian orang-orang yang ada di desa ini memakai pakaian yang bernuansa fantasi dan terlihat sangat cocok dengan nuansa desa.

 

Aku lalu melihat orang-orang yang sebelumnya terlihat seperti Viking yang pernah datang ke rumah. Saat aku melihat mereka, mereka lalu tersenyum sembari menatap ke arahku.

 

“Selamat pagi nak!”

 

Aku pun membalasnya dengan melambaikan tangan-tangan kecilku ini sembari tersenyum.

 

Meskipun sebelumnya aku melihat mereka berpakaian seperti seorang Viking yang garang, tapi saat ini mereka terlihat seperti seorang warga biasa.

 

Kami pun akhirnya sampai pada suatu tempat di desa, tidak, bukan suatu rumah atau semacamnya, mungkin lebih tepatnya kami berhenti di suatu jalanan.

 

Kami berpapasan dengan sepasang ayah dan anak lainnya, orang tersebut juga menggendong anaknya seperti diriku dan Raindall.

 

Tetapi, ia kelihatannya malu-malu dan mengarahkan pandangannya ke dada ayahnya.

 

Berlindung dibalik ayahnya, pasti sulit ya. Tenang saja, aku bukanlah orang yang jahat.

 

“Hei, apa kabarmu Niko?”

 

“Aku baik-baik saja. Apakah itu anakmu Raindall?”

 

Dia menatapku, aku pun membalas perkataannya dengan menganggukkan kepala.

 

“Wehh, anakmu pintar juga ya. Siapa namamu nak?”

 

“Namanya adalah Lucio. Dia sudah berusia setengah tahun sekarang.”

 

“Oh. Sama seperti anakku.Ayo Lyrica, beri salam.”

 

Anak itu lalu dengan perlahan mengalihkan pandangannya, aku bisa melihat rambut pirangnya yang indah dengan jelas.

 

(Eh? Apakah dia melakukannya dalam slow motion, atau memang terkesan seperti itu?)

 

Anak itu lalu mengalihkan pandangannya ke arahku.

 

Mata kami saling bertemu. Aku bisa melihat kedua matanya yang berwarna biru dan rambutn pirangnya yang terkesan seperti orang Eropa.

 

Entah kenapa aku merasa seperti ada ikatan antara diriku dengan anak ini, apakah ini merupakan bayangan akan kejadian di masa yang akan datang?

 

“Bicara apa kau ini? Anak bayi seperti mereka masih belum bisa bicara, kau tahu itu kan?”

 

“Oh ya benar, aku lupa.”

 

Setiap pertemuan pasti ada maknanya, apa mungkin diriku dengan anak ini akan mengalami sesuatu di masa yang akan datang? Aku tidak tahu.

 

Hanya saja, kuharap itu bukanlah hal yang buruk.

 

Jika dilihat dari situasi tempat ini saja aku bisa yakin.

 

Mungkin saja tempat ini ….

 

Bukanlah bumi, melainkan suatu dunia yang lainnya.

 

Untuk saat ini, aku masih belum bisa memastikan jika dunia ini memiliki unsur sihir di dalamnya.

 

Tapi mungkin dengan bukti-bukti lainnya, kurasa itu sudah cukup.

 

Jujur saja diriku penuh dengan kegelisahan. Aku tidak tahu hal seperti apa yang akan menungguku di masa yang akan datang. Khawatir akan hal yang akan terjadi selanjutnya, fakta jika aku takut akan kegagalan dalam melakukan sesuatu, dan takut jika diriku akan gagal nantinya.

 

Mungkin saja aku akan mengalami itu semua suatu saat nanti.

 

Kalau dipikir-pikir aku bahkan belum benar-benar mencoba untuk hidup di kehidupanku yang sebelumnya.

 

Tapi, mungkin saja kali ini aku akan benar-benar bisa mencoba … dan melakukannya.

 

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.