Bab 917: Tunjukkan

Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Tuan Tua Han secara alami tidak akan menolak. Dia menghibur Bai Ling. “Jadilah baik dan jangan khawatir. Aku pasti akan memikirkan cara untuk mengirim Kamu keluar. Aku pasti akan melindungimu.”

Tuan Tua Han berbisnis sepanjang tahun dan pikirannya berputar dengan cepat. Melihat bahwa Bai Ling telah kehilangan ekor sekarang, dia tahu bahwa beberapa orang dari Sekte Mistik pasti akan membicarakan hal ini besok.

Dia segera bangkit dan mengeluarkan ekor rubah putih dari kandangnya tanpa ragu. Dia mengambil gunting dan membandingkannya dengan panjang ekor Bai Ling yang terluka sebelum memotongnya.

Penggantinya, si rubah putih, berteriak kesakitan. Tuan Tua Han takut itu akan membuat keributan dan menarik masalah, jadi dia mengulurkan tangan dan memukul rubah pengganti beberapa kali.

Rubah pengganti berteriak kesakitan. Itu menyusut di sudut kandang dan menjilat luka di ekornya yang patah.

Setelah melakukan semua ini, Tuan Tua Han punya ide. Dia kembali ke tempat tidur dan berkata kepada Bai Ling, "Jadilah baik, aku punya ide."

Ketika Bai Ling mendengar ini, dia langsung bertanya dengan cemas, "Tuan, apakah Kamu sudah memikirkan solusinya?"

Tuan Tua Han membelai janggutnya dengan percaya diri dan berkata, “Jadilah baik dan jangan khawatir. Besok pagi, Aku akan membawa binatang buas ini untuk menyelesaikan masalah dengan mereka dan menanyakan siapa yang melukainya. Binatang ini biasa saja, jadi mereka tentu saja tidak akan tahu. Dengan begini, aku punya alasan untuk membawamu ke dokter. Saat aku kembali, aku akan membawamu keluar. Dengan cara ini, Aku dapat mengirim Kamu keluar dengan aman.

Bai Ling ingin memuji ide Tuan Tua Han. Itu sangat bagus.

Selama dia digendong oleh Tuan Tua Han, dia bisa keluar dengan tenang.

Bai Ling segera bersandar ke pelukan Tuan Tua Han dan berterima kasih padanya. “Tuan, kamu sangat baik padaku. Aku tidak bisa hidup tanpamu selama sisa hidupku. Aku akan bekerja keras untuk berkultivasi dan menggunakan mantra Dharma untuk mengumpulkan berkah bagi keturunan Kamu sehingga mereka dapat hidup bahagia selamanya.”

“Dua puluh tahun lagi, jika Aku berkultivasi menjadi bentuk manusia, Aku akan melahirkan seorang anak untuk Guru.'

Suara Bai Ling lembut. Bahkan jika dia hanya seekor rubah sekarang, Tuan Tua Han sudah memperlakukannya sebagai manusia.

Dia memeluknya dengan gembira dan berteriak dengan patuh.

Bai Ling membujuk Tuan Tua Han sebelum dia perlahan-lahan menjadi tenang.

Langit berangsur-angsur cerah. Menurut rencana, Tuan Tua Han mulai marah. Dia membawa sangkar keluar dari daerah terpencil dan berteriak, “Siapa itu? Siapa yang menyakiti bayiku?”

Tuan Tua Han pergi mencari Nyonya Han dulu.

Dia tahu bahwa orang-orang dari Sekte Mistik diundang oleh Ny. Han. Jika dia menemukannya, Sekte Mistik pasti akan keluar.

Ketika Tuan Tua Han datang dengan marah, Ny. Han sedang sarapan bersama putrinya, Han Mei.

Tuan Tua Han meraung, "Nyonya Cai, Nyonya Cai, lihat apa yang telah dilakukan orang-orangmu!"

Ketika Tuan Tua Han masuk, suaranya yang bertanya-tanya tiba.

Han Mei kaget dan menatap Nyonya Han tanpa daya.

Nyonya Han tersenyum penuh simpati pada putrinya dan berkata dengan lembut, “Meimei, jangan takut. Ayah dan Ibu hanya berselisih paham. Kembali ke halaman dulu. Jadilah baik.”

Han Mei menatap ibunya dengan cemas. Nyonya Han tersenyum lembut padanya, meyakinkannya.

Han Mei menahan air matanya dan mengangguk patuh. Dia membungkuk dan turun.

Melewati Tuan Tua Han, Han Mei meliriknya, tetapi pada akhirnya, dia pergi dengan kecewa. Ayah ini tidak lagi memandangnya.

Setelah Han Mei kembali, Nyonya Han menatap Tuan Tua Han dan berkata dengan tenang,

"Mengapa kamu membuat keributan?"

Tatapan Nyonya Han mendarat di kandang. Melihat bulu putih di dalam sangkar berlumuran darah, jejak kegembiraan melintas di matanya. Tadi malam, dia dibangunkan oleh Su Xiaolu. Su Xiaolu membawanya ke suatu tempat. Dia telah melihat ekor rubah putih patah dan melarikan diri dengan matanya sendiri. Hari ini, ketika dia melihat rubah dengan ekor patah, dia merasa sangat bahagia.

Tuan Tua Han tidak puas dengan penampilan tenang Nyonya Han. Dia mencoba yang terbaik dan meraung, “Mengapa Aku membuat keributan? Nyonya, tidak bisakah kamu melihat? Kamu jelas-jelas berpura-pura buta saat melihatnya, tetapi Kamu masih menanyakan hal yang sudah jelas kepada Aku.

“Nyonya, Kamu ingin berpura-pura bodoh, tapi Aku tidak bodoh. Bagaimana dengan orang-orang yang Kamu telepon? Aku ingin mereka memberi tahu Aku mengapa mereka menyerang hewan peliharaan Aku. yakin itu iblis? Cepat dan panggil mereka semua untuk menghadapinya. ”

Tuan Tua Han berkata dengan marah. Dia bahkan melepas taplak meja dan menghancurkan meja yang penuh dengan makanan.

Nyonya Han memandang Tuan Tua Han dan merasa itu ironis. Dia memandang Tuan Tua Han dengan dingin dan berkata, “Tuan Tua melakukan semua ini hanya untuk seekor binatang, tetapi ketika putra kami meninggal, Kamu tidak seperti ini. Tuan Tua, sentuh hati nurani Kamu. Apakah Kamu telah mengecewakan leluhur keluarga Han?”

Jika dia tidak menemukan kebenaran tadi malam, Nyonya Han mungkin tidak akan begitu rasional.

Mengetahui kebenaran itu menyakitkan, tetapi setelah itu, itu bahkan lebih tidak layak lagi. Anak-anaknya sangat menghormati ayah mereka, tetapi kapan ayah mereka mengingatnya?

Putranya telah kehilangan nyawanya karena seekor binatang. Bagaimana ini sama? Bagaimana ini sama?

Mata Nyonya Han dipenuhi dengan kebencian. Pertanyaannya membuat Tuan Tua Han sangat tidak senang, tetapi sebelum dia bisa marah, Nyonya Han berbalik dan keluar untuk memberi perintah. Dia meminta seorang pelayan untuk memanggil Jiang Wanlin dan yang lainnya.

Tuan Tua Han meletakkan sangkar di atas meja dan duduk di bangku untuk menunggu.

Ketika Nyonya Han kembali dan melihat pemandangan ini, dia merasa itu ironis. Dia melihat rubah putih di kandang. Dia bahkan tidak membutuhkan Sekte Mistik untuk datang. Dia tahu bahwa itu bukan yang dari tadi malam.

Namun, suaminya tetap merasa bahwa ini adalah pertunjukan yang mulus.

Namun, bagaimana dia bisa memikirkannya dengan hati-hati? Jika ini benar-benar hartanya, mengapa dia menguncinya di dalam sangkar? Dia harus memeluknya di lengannya. Apalagi rubah putih ini memiliki ekor yang patah dan terluka. Jika itu benar-benar hartanya, mengapa dia menanyainya? Dia akan membawanya ke dokter sejak lama.

Semua ini sangat jelas, tetapi dia adalah satu-satunya yang tenggelam dalam pertunjukan dan merasa bahwa dia dapat memanfaatkannya. Betapa konyolnya.

Dia pasti tidak akan melepaskan iblis yang telah melukai putranya. Dia ingin dia melihat dengan matanya sendiri bagaimana ahli dari Sekte Mistik akan menghancurkan jiwa hartanya dan bagaimana mereka akan menguliti hartanya yang berharga, mencabut tendonnya, dan membakar tulangnya menjadi abu.

Para pelayan memanggil Jiang Wanlin dan yang lainnya.

Su Xiaolu juga ada di sini, tapi dia tidak ikut campur. Dia hanya berdiri diam di samping. Dia menahan auranya dan menurunkan kehadirannya. Jika seseorang tidak melihat dengan hati-hati, mereka tidak akan menyadari bahwa dia juga ada di sana.

Begitu Jiang Wanlin dan yang lainnya memasuki halaman utama, Tuan Tua

Han mulai menanyai mereka. "Siapa yang memotong ekor hewan peliharaanku tadi malam?"

Jiang Wanlin dan dua lainnya saling memandang. Mereka tidak tahu apa yang Tuan Tua Han rencanakan, tetapi melihat bahwa Tuan Tua Han telah membawa rubah putih ke sini, mereka tidak lengah dan segera maju.

Tuan Tua Han juga berkata dengan marah, “Kalian semua, perhatikan baik-baik. Apakah ini iblis? Aku berkata untuk menunggu selama dua hari, tetapi Kamu tidak bisa menunggu bahkan setengah hari?

“Izinkan Aku bertanya, apakah ini monster? Apakah itu iblis?” Tuan Tua Han

www.worldnovel.online