Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

Area N42, di mana kami tiba setelah lebih dari 1 jam kami berkendara, dipenuhi oleh reporter, penonton dan anggota guild yang menunggu terlebih dulu untuk mengambil foto.

“Cheon Sayeon! Dia tiba!”

“Master Cheon Sayeon!”

Sesaat setelah mobil ini memasuki pintu maauk gate, para reporter membanjiri. Ketika bodyguard yang juga menghampiri mencegat para reporter, Cheon Sayeon dan aku keluar dari mobil dan bergerak ke tempat di mana para anggota guild berada.

“Master.”

Di antara para anggota guild, pria tertinggi dan terkekar di sana menyapa Cheon Sayeon dengan sopan. Seperti bodyguard, pria itu mengenakan setelan jas hitam yang menonjol dengan rambut pomade-nya yang rapi dan ekspresi yang keras.

“Berapa orang?”

“Semua orang yang ada di daftar ada di sini.”Setelah pri itu menjawab pertanyaan seakan dia menunggunya, kemudian dia melihat ke arahku.

“Ah. Kalau dipikir lagi, ini pasti pertama kalinya kalian berdua masuk ke gate bersama.”

Cheon Sayeon yang melihat balik padaku dan ke pria itu secara bergantian, menepuk bahuku dengan ringan.

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

“Ini Han Yigyeol. Dia seorang independen, tapi dia seorang prajurit bayaran hebat yang datang untuk membantu menyelesaikan gate.”

Bagus rasanya kau mengenalkanku dan sebagainya, tapi apa maksud dari postur ambigu itu?

“Senang bertemu denganmu. Aku Woo Seohyuk. Aku bekerja sebagai sekertaris Master.”

“Iya… Senang bertemu denganmu.”

Woo Seohyuk dengan tenang menyalami tanganku tanpa berganti ekspresi, entah situasi ini canggung atau tidak.

“Woo Seohyuk tinggal di Jepang selama 2 bulan karena perintahku dan tiba kemarin lusa. Karena gate-nya grade SS, dia akan sangat membantu.”

“Akan kulakukan yang terbaik.”

Ini Woo Seohyuk. Aku tetap tersenyum canggung dan memikirkan isi novel di dalam kepalaku.

‘Kurasa dia pernah disebutkan. Aku tak berpikir kalau dia orang yang penting, karena aku tak terlalu ingat tentang dia.’

Tampaknya, dia itu karakter yang tidak berhubungan dengan karakter utama, Ha Taeheon.

Karena keaslian novel, aku mengingatpertemuan-pertemuan dengan wanitasaatpria itumembuatku bingung karena tidak munculcukup banyak.

“Kalau begitu, ayo.” Cheon Sayeon yang meletakan tangannya di bahuku, berkata padaku dengan suara penuh tawa, “Saat kau siap, kau harus wawancara sebelum masuk ke dalam.”

“…..?”

Kenapa kau melihatku… Tunggu dulu.

“Lepaskan.”

Dengan perasaan yang sangat buruk, aku berusaha melepaskan tangan Cheon Sayeon, tapi tidak berhasil.

“Sekarang wajahmu sudah diketahui, kau tidak mau wawancara.”

“Aku tidak mau.”

Karena Woo Seohyuk berdiri di depanku, aku terpaksa berbicara dengan hormat, jadi rasanya seperti mati. Aku menolak sambil menahan sumpahan yang tertampung di tenggorokanku, tapi Cheon Sayeon bahkan tak berpura-pura mendengarkan dan menarikku ke depan kamera.

“Master Cheon Sayeon!”

“Mohon lihat kemari, Master Requiem!”

Ketika Cheon Sayeon muncul di zona wawancara yang sudah disiapkan lebih dulu, kamera-kamera yang sudah menunggu, menyala secara acak.

Aku kebingungan ketika melihat cahaya yang memenuhi mataku dan para reporter yang sangat antusias serta menunjuk mikroponnya pada kami.

“Terima kasih sudah datang. Penyelesaian gate di area N42 yang mana dimulai hari ini, akan berlangsung selama 4 hari dan totalnya ada 12 orang termasuk aku yang akan berangkat.”

Kebalikannya denganku, Cheon Sayeon dengan mahirnya memulai wawancara dengan senyumannya yang unik. Dia bahkan tak berkedip meski sinar blitz menjepret tepat di depan wajahnya.

“Siapa yang ikut ambil bagian?”

“5 orang timjarak dekat, 4 orang tim jarak jauh, 2 healer, 1 pengidentifikasi.”

“Apa ada suatu alasan membawa seorang pengidentifikasi ke gate yang sudah dipastikan?”

“Agar menilai gate-nya lebih akurat.”

“Apa ada untungnya melakukan penilaian lagi?”

“Demi kestabilan, kupikir paling tidak 3 penilaian itu diperlukan.”

Aku melirik pada mata Cheon Sayeon.

‘Gate yang kumasuki bersama Ha Taeheon juga grade B, tapi monster yang muncul grade-nya kurang lebih S.’

Tidak ada jaminan kalau hal itu takkan terjadi lagi. Untungnya orang yang masuk ke gate itu aku dan Ha Taeheon, tapi jika monster dengan grade-nya kurang lebih S yang muncul di hadapan tim penyelesaian yangterdiri dari para anggota guild biasa, maka bencana akan muncul.

“Master Cheon Sayeon. Siapa pria yang berdiri di sebelah anda?”

Sedangberpikir serius tentang monster, aku terkejut pada pertanyaan itu. Cheon Sayeon yang sangat dekat denganku, sadar kalau aku terkejut, jadi dia tersenyum lembut dan berkata dengan lembut, “Pria ini adalah seorang independen pengguna ability rank A dan dia ikut dalam penyelesaian gate ini. Dia punya hubungan yang sangat spesial denganku.”

“Ha. Ha… Ha…” Aku tertawa, dengan paksa menaikan sudut bibirku. Cheon Sayeon, kau b*jingan.

“Saya merasa anda begitu familiar, ternyata anda seorang rank A yang bekerja dengan Master Cheon Sayeon di area C13!”

“Bisa mohon beritahukan nama anda?”

“Mohon lihat kemari! Saya hanya akan mengambil satu gambar!”

“Oh, uh… Maksudku, namaku Han Yigyeol dan aku—”

Keringat dingin terbentuk di keningku. Aku tidak pernah bermimpi untuk merasakan pengalaman seperti ini dalam hidupku. Kupikir akan lebih baik kalau bisa bertarung dengan senjata.

“Oh, sial.” Saat aku tergagap dengan bodohnya karena malu, Cheon Sayeon melangkah masuk di antara aku dan kamera.

“Tampaknya, Yigyeol kami tidak terbiasa dengan ini, jadi dia sangat terkejut. Mari sudahi wawancaranya sampai di sini.”

Apa kau gila?

“Apa yang baru saja anda katakan… Master Cheon Sayeon!”

“Master! Tunggu!”

Cekrek! Cekrek! Cekrek!

Suara shutter kamera jadi makin berisik. Para pelayan menghampiriyang mana sedang menunggu untuk menghentikan para reporter memanggil Cheon Sayeon.

Betapa pengalaman yang mengerikan. Setelah meninggalkan para reporter, aku meninggalkan zona wawancara dan memegang dadaku yang gemetar sambil bergumam lembut.

“Kau b*jingan bodoh…”

“Kau baru mengetahuinya sekarang?” Jawab Cheon Sayeon dengan nada menghibur dan mengeluarkan jaketnya serta pedangnya dari inventory-nya.

“Kita akan segera pergi.”

Cheon Sayeon yang memimpin, diikuti oleh Woo Seohyuk. Melihat gate yang berkilauan cahaya kekacauan, Cheon Sayeon mengetuk-ngetuk tanah dengan pedangnya beberapa kali dan berjalan masuk tanpa ragu.

Akupun mendorong masuk dirikuke dalam pintu masuk gate setelah Cheon Sayeon. Untuk sesaat, udara dingin membalut seluruh tubuhku, aku merasakan kelembaban, udara yang tak mengenakan di ujung hidungku.

“Sebuah dungeon bawah tanah?”

“Tepat sekali, sebuah dungeon bawah tanah.”

Terdapat suara rantai ditarik di suatu tempat, suasana yang suram dan berat membebani tubuhku. Obor kecil di tembok adalah satu-satunya penerangan dan aku bisa melihat serangga-serangga serta lipan merayap di sana-sini.

“Jika kau jatuh ke belakang, kau akan mati,” kata Cheon Sayeon yang memegang pergelangan tanganku saat aku melihat ke sekitar. “Hati-hati agar tidak jatuh.”

“Ah, benar-benar. Sudah cu…”

Ketika aku hendak mengatakan sesuatu karena aku kesal ditarikterus-menerus, mataku bertemu dengan Woo Seohyuk yang berdiri di sebelahku. Sialan.

“…paaasti akan kulakukan, Master. Aku akan menempel tepat di sampingmu~”

Pft.”

Ketika aku berkata sambil memaksakan wajahku agar terlihat ramah, Cheon Sayeon memalingkan wajahnya dan meledak karena tawa. Apa kau bersenang-senang, dasar b*jingan?

Ketika semua anggota guild tiba di dalam gate, Cheon Sayeon mulai bergerak perlahan. Berdasarkan materi yang diberikan Cheon Sayeon, biasanya akan memakan waktu 3 hari untuk menyelesaikannya. Katanya, jadwal itu sendiri sudah diatur untuk 3 hari demi memeriksa sekitar secara perlahan.

“Ini ruangan pertama.”

Kwarurururuk!

Ketika Cheon Sayeon menekan titik tertentu pada dinding, batang-batang besi berkarat yang menghalangi di depan, naik ke atas serta terdengar suara rantai. Batang-batang besi itu otomatis turun setelah waktu tertentu, jadi sekalinya kau masuk, kau takkan bisa kembali.

Puluhan peti mati di tempatkan dalam ruangan yang besar dengan lilin-lilin yang meliuk-liuk lembut. Pemandangan di dalam ruangan itu dipenuhi dengan peti mati berdebu yang mengerikan.

“Kim Jihoon, Park Yoojun.”

Anggota guild yang berdiri di belakang menghampiri panggilanCheon Sayeon. Di antara mereka, Kim Jihoon yang tampak familiar dan dia bagian dari tim jarak dekat yang menyelesaikan gate grade SS.

“Hitung jumlah mimic-nya. Periksa apa itu lebih atau kurang dari 47.”

“Baik!”

Kim Jihoon dan Park Yoojun, masing-masing memegang senjata mereka dan mulai memeriksa semua peti mati. Mereka berdua dengan hati-hati menghitung jumlah peti matinya dan kembali.

“47 terkonfirmasi.”

“Tidak ada perubahan jumlah.”

“Tangani itu “

Sesaat setelah laporannya selesai, Cheon Sayeon meletakan pedangnya di tengah peti mati di sebelahnya. Puhak, darah merah terang tersembur keluar.

Kyeeeek!

Mimic itu berontak dan membuka mulutnya. Dari aura hitamnya, gigi besar seperti gigi manusia dapat terlihat.

Kyeeeek! Kyeeek!

Teriakan para mimic itu dapat terdengar di mana-mana ketika mereka menyerang para anggota guild.Mimic merupakan monster grade Bbertipe doppelganger yang mana menyamarkan dirinya sebagai objek dan melahap musuh yang mendekatinya.

Karena ada begitu banyak mimic, akan memakan waktu untuk menangani mereka. Tidak bisa menembus peti mati yang keras tanpa senjata spesial, aku berdiri tenang. Begitupun Woo Seohyuk.

‘Apa ability-mu?’

Kecuali dalam kasus spesial, kebanyakan pengguna ability punya senjata. Itulah kenapa tampak langka kalau dia tidak memiliki senjata.

Woo Seohyuk yang bertangan kosong sepertiku, hanya melihat kedepan tanpa ekspresi. Ketika rasa penasaranku akan ability-nya bertumbuh, para mimic semuanya terbantai.

Melintasi ruangan tanpa akhir, batang  besi berkarat lain menghalangi jalan menuju ruang berikutnya. Tidak seperti sebelumnya, kali ini Cheon Sayeon melangkah ke bagian pada pola di lantai.

Kugugung, kwaruruk!

Pintunya terbuka seakan telah menunggu. Apa ada tandadi suatu tempat? Lokasi tombol tersembunyi bahkantidak terdaftar dalam data.

“Apa kau mengingat semua lokasinya?”

“Ada total 15 tombol per ruangan. Satu-satunya yang benar itu acak.”

“Acak?”

Dengan kata lain, untuk membuka sebuah ruangan, kau harus menemukan tombol yang benar dengan peluang 15 banding 1.

“Kau baru saja menyelesaikannya sekali. Sama seperti sebelumnya.”

“Aku beruntung.”

Aku mengerut pada jawaban yang tegas. Terlepas dari jawaban yang tidak jujur, apa-apaan sikapnya itu?

‘Tampaknya, dia suka tiap kali dia berjalanmasuk ke dalam gate?’

Mungkin ini salah satu ‘hal tersembunyi’ yang Cheon Sayeon katakan tadi.

Ruangan keduamerupakan monster grade Abertipe manusia, ghoul,seperti yang diperlihatkan dalam data . Sesaat kami memasuki ruangan, para monster yang terbaring seperti mayat, membuka matanya serentak dan berdiri.

Geueueuk, geuoook.

Meski mereka terlihat seperti zombie, ghoul memiliki tubuh yang lebih kuat dan refleks yang lebih baik. Merasa lapar tiap saat, mereka cukup ganas dan mengetahui musuhnya dengan penciuman luar biasa yang mereka miliki.

Guaaak!

Sebuah tombak tertancap ke jantung ghoul yang menghampiri healer terdekat dengan mulutnya yang terbuka lebar. Untuk menangani para ghoul yang datang dari segala arah, para anggota guild yang berdiri dengan para healer dan pengidentifikasi, langsung mulai bertarung.

Cheon Sayeon yang menggali melalui celah para ghoul yang berkumpul, dengan mahirnya mengayunkan pedangnya bahkan tanpa menggunakan ability-nya. Setelah mengkonfirmasi keselamatan Cheon Sayeon, kukirim pisau angin pada ghoul yang mengincar di belakang anggota guild.

“Ugh!”

Terlambat, aku menyadari cakar tajamnya ghoul itu mengincar sisiku saat aku menaruh perhatian pada yang lain. Ketika aku langsung menarik tubuhku ke belakang dan naik ke udara, ghoul itu berteriak dengan keras. Untungnya, hanya pakaianku yang robek, jadi tak ada luka.

“Woo Seohyuk-ssi!”

Oh astaga. Ketika aku terbang, para ghoul bergerombol ke Woo Seohyuk yang tadinya di sebelahku. Aku langsung menggunakan kekuatannku untuk menyelamatkannya.

“Apa yang—”

Woo Seohyuk tiba-tiba mulai lepas pakaiannya! Untuk sesaat, aku sangat kebingungan karena aliran energiku hampir terputus. Aku berusaha menbedirikan tubuhku lagi dan melihat ke Woo Seohyuk dengan mata bergetar.

‘T-Tunggu. Kenapa…’

Dia bahkan tidak peduli pada para ghoul yang datang dan Woo Seohyuk dengan tenangnya melepas pakaiannya lapis demi lapis. Dia melepaskan jasnya, dasi, dan melepas kancing kemejanya. Anehnya, anggota guild yang lain dalam pertempuran ini tidak peduli pada Woo Seohyuk.

Woo Seohyuk yang akhirnya melepas kemejanya dan memegangnya di tangannya, melihat ke arah ghoul di depannya. Para ghoul yang tingginya lebih dari 2 meter, mencium aroma Woo Seohyuk dan menghampirinya dengan antusias.

Woo Seohyuk mengangkat tangannya yang lain yang tidak memegang pakaiannya. Seluruh lengannya yang mana penuh dengan otot yang kuat, perlahan mulai menghitam. Aku terpesona pada tanda yang mengejutkan itu.

Kretetek, kretek.

Suara tulang patah di lengan Woo Seohyuk dapat terdengar dan lengan hitamnya mulai membesar. Telapak tangannya dipenuhi dengan daging yang menebal dansekilaskuku-kukunya yang terentang tampak keras dan tajam.

Woo Seohyuk mengayunkan lengannya ke sekitar ghoul tanpa ragu dengan lengan yang bentuknya sulit dikenali seperti milik manusia.

Kwaiiik!

Kedua ghoul itu bahkan tidak bisa berteriak dan tubuh atas mereka terbelah. Tidak hanya para ghoul, tapi tembok di belakang mereka terbentuk garukan kuku tangan.

Setelah melihat semua itu, wajahku tampak lelah.

Hanya saja, apa-apaan itu.

 

 

______________________________________________________________________________________________________________________

~Bantu dukung aku dengan trakteer di link yang tertera di profilku ( ada di overview ) biar aku makin semangat nge-translate-nya dan cepat update-nya. Terima kasih~

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.