Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

Keesokan harinya Shan menuju ke kampusnya untuk menghadiri kelas, dia terlihat berjalan cepat menyusuri sebuah lorong, dia begitu tergesa-gesa sehingga mengabaikan peringatan lantai dipel yang diletakan di samping dinding.

Disitu dia berpapasan dengan seorang wanita, tubuhnya pendek berambut perak panjang dengan penjepit rambut di samping kepalanya.

Shan berpapasan dengan wanita itu, karena dia sedang terburu-buru dia bahkan tidak menghiraukan orang di sekitarnya.

“Orang aneh, kalau dia tidak berhati-hati bisa-bisa dia terpeleset disini,” lirih wanita pendek itu.

Tak lama setelah dia mengatakan hal tersebut dia mendengar seseorang terjatuh dari belakang yang tidak salah lagi itu adalah Shan.

Shan yang terjatuh segera bangkit lagi dan melanjutkan perjalananya sambil mengusap pantatnya yang sakit.

“Selain itu sepertinya dia tipe orang yang selalu apes, aku harus menghindarinya supaya tidak ketularan apes.”

Disitu mereka tidak menyadari identitasnya masing-masing, bahwa Shan adalah Asmontis dan gadis itu adalah Rose dengan nama karakter Adelphi.

Wanita itu melanjutkan perjalananya menuju ke suatu tempat.

Berbeda dengan Shan, dia lebih santai, sesekali dia berhenti di pinggir jalan untuk menyentuh kembang-kembang yang sedang mekar.

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

Dia juga terlihat beberapa kali menyapa orang-orang mulai dari rekanya hingga petugas kebersihan kampus.

Wujudnya begitu cerah membuat dunia menjadi lebih berwarna, tampaknya dia cukup dikenal dikalangan mahasiswa lainya.

Dia terlihat sedang menuju salah satu bangunan di depan kampus.

 

***

 

Berderit

Rose memasuki ruangan, tempat ini terlihat seperti aula konferensi yang di dalamnya terlihat kursi serta meja tertata rapi, di ujung terdapat sebuah papan tulis dan sebuah layar untuk proyeksi hologram.

Disana terdapat seorang wanita sedang duduk di salah satu kursi itu, dia terlihat sedang sibuk dengan berkas-berkas di depanya.

Rose menatap tajam ke arah wanita tersebut untuk memastikan identitasnya, setelah selesai memastikan dia mengusap telapak tanganya dengan wajah licik.

“Fufufu.”

Rose mendekati orang tersebut dengan cara merangkak melalui bawah meja, nampaknya orang itu masih belum sadar.

Wanita itu berhenti sejenak menatap berkas tersebut sambil menghela nafas, dia merasa aneh dan menengok ke bawah, didapatinya sepasang bola mata yang menyala dari kegelapan.

Tatapan tajam itu memancarkan aura yang mengerikan, tiba-tiba sepasang mata itu bergerak.

“Baaa!”

“Uwaaaaahhh.” Sontak wanita itu kaget hingga melompat dari kursinya.

“Ahahaha Lise jangan terlalu fokus seperti itu, bisa-bisa ada kebakaran dan kamu tidak menyadarinya,” tegas Rose sambil tertawa.

Rose kemudian berdiri menampakan wujudnya dari bawah meja.

“Justru kamu adalah satu-satunya ancaman disini ….”

“Emang lagi mengerjakan apa sih?”

“Oh iya ada kabar bagus, proposal kegiatan kita sudah disetujui oleh Dekan!” kata Lise dengan ekspresi senang.

Rose menghampiri tumpukan berkas itu dan memeriksanya.

“Mantap!” katanya sambil mengacungkan jempol.

“Ya tapi karena itu kita akan lebih sibuk untuk mempersiapkan acaranya nanti, jadi untuk beberapa hari kedepan nanti kemungkinan aku akan jarang login untuk separty denganmu.”

“Tidak masalah, prioritaskan saja dulu dunia nyata jangan malah terlalu fokus dengan dunia virtual dan mengabaikan dunia nyata,” kata Rose dengan nada datar.

Dia berbicara sembari mengeluarkan handphonenya dari dalam saku, mengecek linimasa sosial medianya.

“Heeh … apakah aku tidak salah dengar, bukanya yang terlalu fokus sama virtual sampai melupakan dunia nyata itu dirimu Adelphi … “

Rose mendekati Lise kemudian mencubit bibirnya.

“Kita kan sudah sepakat untuk tidak mengungkapkan sisi kita yang itu ke dunia nyata,” ucap Rose dengan tatapan dingin.

“Iyw-iya Thessyw nwantwu ku kwsih diskwn item deh.” Lise sulit berbicara dengan benar karena pipinya ditarik oleh Rose.

Lise adalah teman dekat Rose, bukan hanya di dunia nyata tetapi juga di dunia virtual yang dalam kasus ini adalah game.

Tetapi mereka berdua memilih untuk menyembunyikan identitas mereka sebagai gamer di dunia nyata dengan alasan takut dijauhi para cowok.

Meskipun Rose adalah salah satu dari pemain yang menduduki peringkat atas tapi dia tetap memilih untuk menyembunyikanya, selain itu alasanya menemui Lise hari ini adalah untuk meminta bantuan namun karena melihat Lise yang sedang sibuk dia mengurungkan niatnya.

 

***

 

“Login!”

Rose kembali ke dalam game, setelah kembali dari kampus.

Kali ini dia berada di hutan belantara tempat dia respawn, dia mengecek status karakternya .

Adelphi

Level 54

Job : Archmage (Legendary)

Title : Great Magician, Vampire Slayer.

Power score : 61.900

HP : 13.000

Str : 900

Agi : 1000

Int : 10.000

MP : 37.000 

Skill : Glorious Bond of Luck(S), Crux of Spellpower(S), Seed of Vigor(S), Supercharge(S), Whisper of the Dragonborn(S), Secret Grimoire(S), Token of Moonlight(A), 7 more…

“Huaaa aku kembali jadi newbie!” katanya sambil memandangi jendela melayang di depanya dengan ekspresi menyedihkan.

Itu karena penaltinya dari misi terakhir, statnya menurun drastis dan tersingkir dari top rank, kini namanya hilang begitu saja.

Tapi tidak lama setelah itu Rose membulatkan tekad untuk kembali menaikan levelnya, dia kemudian pergi ke tempat lain untuk berburu monster.

Sampailah dia di sebuah padang rumput yang luas, disana banyak hewan buas seperti babi hutan. Ini merupakan zona berburu poin Xp tentunya untuk level pemula.

“Sungguh nostalgia rasanya kembali ke padang rumput ini, dulu aku sempat mati disini ….” Sebelum Rose menyelesaikan kalimatnya sebuah suara datang dari arah lain, rupanya mereka adalah para pemula yang juga sedang berburu disini, mereka membentuk sebuah party.

“Wahh tankernya mati, gimana ini?”

“Kita mundur dulu saja monster disini terlalu kuat!” ucap salah seorang dari party itu.

Rose menatap mereka dengan tatapan sinis sambil berkata. “Ya hampir mirip seperti itu.”

 

***

 

Ini sudah cukup lama sejak Rose mulai membantai monster disini hingga tak bersisa.

“Hahh kalau begini terus akan membutuhkan waktu dua tahun penuh sampai aku bisa kembali ke levelku yang semula,”

TIba-tiba dia mendengar gemuruh dari arah pepohonan, tepatnya dari dalam hutan.

Dia penasaran dan memperhatikanya dengan seksama.

“Apa itu?”

Dia melihat seorang pria yang hanya mengenakan selembar kain yang terbuat dari kulit harimau berlari sembari dikejar kawanan badak di belakangnya.

“Tarzan!? Tunggu … dia terlihat familiar” tegas Rose sambil memperhatikan wajah orang itu.

“Wah si penguntit!”

Ternyata itu adalah Shan yang sedang dikejar oleh kawanan badak.

“Woah rupanya kamu nenek sihir,” ucap Shan sambil tergesa-gesa.

“Brengsek ngapain kamu membawa gerombolan badak ke arahku!”

Kini kawanan badak itu tidak hanya mengincar Shan tetapi juga Rose, dia ikut berlari karena takut akan mati sekali lagi.

Sementara Shan tertawa sambil berlari.

“Dasar penguntit pembawa sial!”  kata Rose.

 

 

 

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.