Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

Untungnya, tidak ada monster yang lebih tinggi dari grade A. Yang paling besar dan agresif tampaknya grade A dan sisanya grade B.

Kuhancurkantulang-tulang monster yang menghampiri Cheon Sayeon dari belakangnya sambil mempertahankan angin yang membuat kami terangkat.

Kyeeeek! Kyaak!

Ketika aku melihat monster itu meleleh tanpa sisa pada pedang yang menyala terang, aku berkata, “Tampaknya kau tidak tahu tentang situasi ini.”

Ketika aku melihat dan mendengarnya, aku ingat ekspresi Cheon Sayeon yang mengerut seakan bingung. Itu reaksi yang tidak biasa darinya karena dia selalu tenang.

Cheon Sayeon membuat kontak mata denganku dan berbisik, “Kau sangat cepat tanggap.”

Hwiiing, rambut hitam tertiup angin.

“Aku tidak bisa memberimu rinciannya lebih dari ini, jadi aku ingin melewatkannya. Aku sangat bingung sekarang.”

Bingung, p*ntatmu. Kujawab dengan tak pedulinya.

“Cari tahu. Aku tidak berharap kau akan memberiku jawaban yabg benar juga.”

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

“Tidak ada kepercayaan di antara kita. Sedih sekali.”

Tentu saja, kecepatanku perlahan melambat daripada kecepatan Cheon Sayeon. Cheon Sayeon yang melelahkan para monster di depannya, berbalik dan terbang ke atas. Ketika kami terbang makin tinggi, kulihat orang-orang biasa melihat kami di bawah kaki kami. Di sana juga banyak kamera.

“Aku tak peduli. Karena ada sesuatu yang harus kupikirkan.”

“Hmm.”

Ketika kuayunkan tanganku lebar-lebar, 4 monster grade B yang menghampiri, dalam sekejap terbelah menjadi 2. Para monster yang kubunuh segera tertelan dalam kobaran apinya Cheon Sayeon.

“Kalau dipikir lagi, kau bilang ada yang harus kau periksa saat kau memohon padaku untuk membawamu juga.”

“Tunggu, apa kau bilang barusan…? Memohon?”

Itu menggelikan, jadi kutatap Cheon Sayeon. Wajahnya tampak bertanya apa yang salah

“Kenapa? Aku benar kan? Seperti anjing yang dibuang dengan tatapan sedih—betapa menyedihkan wajahmu.”

“Tidak. Kapan aku pernah terlihat seperti itu?”

Suasananya sedikit mereda, jadi aku sedikit sadar diri. ‘menyedihkan’…aku tak pernah terlihat seperti itu.

“Itu bahkan lebih parah kalau kau melakukannya tanpa sadar.”

“Berhenti bicara omon kosong.”

Kejengkelan yang memuncak secara alami berubah jadi ke para monster yang menghampiri. Kuikat 6 monster grade B sekaligus, mengangkatnya dan kemudian membantingnya ke tanah dengan keras. Melihat pemandangan itu, Cheon Sayeon tersenyum.

“Yigyeol kita juga keras ya. Takada yangse-berwawasan luas sepertimu.”

“…..”

Baik, sialan. Aneh rasanya saat aku mendengarkanmu.

Kuhela napas dalam, kumatikan kekuatanku. Cheon Sayeon yang memelukku, perlahan turun ke tanah. Terdapat mayat para monster di seluruh tempat.

Akupun dilepas dari dekapan Cheon Sayeon dan melepas jaketnya.

“Sudah tepat 17 menit.”

Cheon Sayeon yang memeriksa waktu, menggoyangkan tangannya yang bedarah dengan kasar. Melihat itu, aku berkata, “Paling tidak bawa perban.”

“Perban? Ngomong-ngomong soal perban—”Cheon Sayeon yang memakai jaketnya dan memasukkan pedangnya ke inventory, melepaa sepasang kancing kemejanya. “—tim peneliti bilang kalau mereka membuat perban kelas A baru yang bagus untuk hemostasis⑴.”

Oh, bukankah itu bagus?

“Tidak buruk. Ada banyak tempat untuk memakainya.”

Karena tidak cukup banyak healer, item-item penyembuhan sangatlah penting. Jika situasi memburuk, aku akan beli dan membawanya.

“Balutlah dengan sesuatu seperti itu. Itu lebih baik daripada membiarkan tanganmu yang berdarah seperti itu.”

Aku bahkan tidak bersikap sombong saat dia terluka. Kudecakan lidahku saat aku bicara, ekspresi Cheon Sayeon jadi semakin aneh.

“…..”

Ada apa dengannya? Aku bahkan tidak bercanda seperti yang kulakukan sebelumnya.

Aku merasa canggung pada tatapan sunyi yang hanya melihat padaku itu, jadi aku menutup mulutku, tapi suara yang terengah-engah menyelang di antara aku dan Cheon Sayeon.

“M-Master Cheon Sayeon!”

Aku berbalik dan melihat seorang pria sedikit gemuk dengan wajah berkeringat. Setelah itu, Yoon Jaemin yang kulihat sebelumnya, juga di sana.

“A-Apa semua monsternya sudah dibereskan?”

“Kau tak bisa lihat?” Cheon Sayeon yang perlahan berpaling dariku, melihat ke pria itu dan menjawabnya dengan acuh.

“Hei, Master Cheon Sayeon. Kali ini aku sangat malu!”

Kelaku yang langsung berubah untuk membuat alasan itu sangat menggangu. Aku mundur dari belakang Cheon Sayeon, aku berpikir, ‘Kali ini?’

Ketika Cheon Sayeon tidak mengatakan apapun, warna kulitnya sedikit lebih cerah dan menambah alasan lebih.

“Sungguh! Sudah lama sejak tim penyelesaian bergabung⑵ dan kebetulan aku sedang ada jadwal di luar hari ini, jadi aku…”

“Kapan?”

“Oh, hah?”

Cheon Sayeon perlahan memiringkan kepalanya ke satu sisi dan bertanya pelan, “Kapan terakhir kali kau menyelesaikannya?”

“Itu—itu…”

Pria itu mengusap keringat yang turun ke dagunya dengan ekspresi kebingungan. Cheon Sayeon sedikit tersenyum dan bertanya dengan lembut, “Kalau kau master guild, bukankah harusnya kau tahu waktu penyelesaian gate di areamu?”

“Ahem, iya, iya. Mungkin…kurang lebih 2 bulan lalu…”

Tanpa sadar aku mengerutkan wajahku.

Siklus penyelesaian per-gate itu 2 bulan. Demi alasan keselamatan, kebanyakan guild, termasuk Requiem, harus mengurus gate tersebut setiap 50 hari.

‘Itu artinya kau melewati batas waktu penyelesaian.’

Itu seperti bom waktu di mana kau tidak tahu kapan itu akan meledak jika lebih dari 2 bulan, meski itupun masih belum pasti.

“Lebih dari 2 bulan.”

Cheon Sayeon melihat ke bawah ke pria itu yang mana membungkukkan badannya dan membuka mulutnya.

“Master Kang Seung-geong.”

Master Guild Blun rank S, Kang Seung-geong, gemetar pada perkataanbernada dinginnya Cheon Sayeon.

“Kalau begitu, aku harus memberitahumu dengan benar. Kalau maj tidak bisa mengurus gate-nya dengan benar, bubarkan guild-mu dan tinggallah di luar negeri.”

Apiberkobar dalam mata hitamnya Cheon Sayeon saat dia bergumam pelan.

“Sampai sekarang, insiden di area C12 masih belum dibereskan dengan benar, lalu area C13 meledak, jadi kali ini akan sulit menghindari tindakan disipliner dari markaspusat.”

“M-Master Cheon Sayeon! Aku sungguh minta maaf! Maksudku, aku ingin kau bicara pada markas pusat, ya? Maekas pusat—kami akan mati kalau kau memberitahu mereka yang sebenarnya! Toh, tidak ada dampak besar kali ini—hgh!”

Sebelum Kang Seung-geong menyelesaikan perkataannya, Cheon Sayeon mencengkeram lehernya dengan satu tangan.

Hah, Master!” Yoon Jaemin yang menunggu di belakangnya, berteriak dengan wajah pucat.

“Haha, kau sungguh sampah. Sulit bagiku untuk mendengarmu karena takut kalau telingakurusak.”

Keuh, hgh, tung…”

“Apa kau lupa, Master Kang Seung-geong? Selama insiden C12, aku sudah memberimu satu kesempatan terakhir. Apa aku hanya memberimu kesempatan? Kau membuat keributan soal betapa kau takpunya uang untuk membayar pinalti, kesampingkan biaya untuk membangun kembali area yang dihancurkan para monster—aku memberikannya padamu. Aku juga yang menanggung biaya pemakaman untuk para korban. Kau bilang, kau takkan pernah melupakan berkah ini dan kau malah memukul belakang kepalaku⑶ begini setelah 3 bulan?”

Hgh, t-tak bisa ber…tolong…!”

Kaki Kang Seung-geong melayang di udara. Dengan tubuhnya yang terangkat oleh tangan kanannya Cheon Sayeon, dia berusaha bahkan menggunakan kekuatannya.

“Karena insiden area C12, Requiem jadi harus mengambil alih seluruh sub gate di area C.”

“Master Cheon Sayeon, tolong hentikan! Kau akan dalam masalah besar!”

“Sekarang ini suasana hatiku sedang buruk karena hal sialan ini terjadi di area sub manajemenku. Kira-kira bagaimana mengganti rugi semua ini ya.”

Cheon Sayeon membanting Kang Seung-geong ke tanah. Duak, tanahnya melengkung dan debu berdebaran. Yoon Jaemin menghampiri Kang Seung-geong yang terbaring di tanah dan batuk dengan kasar.

“M-Master! Kau tidak apa-apa?”

Ohok, b*jingan ini—ohok, kau b*jingan! Beraninya!”

Pembuluh darah Kang Seung-geong menyeruak di lehernya di mana tanda bekas tangan merah terlihat jelas dan dia berteriak, “b*jingan sepertimu, kalau kubilang pada ayahku, kau akan…!”

“Ayo.”

Cheon Sayeon dengan ekspresi tak berhati, membalikkan badannya dari Kang Seung-geong. Ketika aku mengikuti Cheon Sayeon yang mana pergi tanpa penyesalan, dia lanjut meneriakan amarahnya.

“Dasar anak yatim piatu kotor! Takkan kubiarkan kau! Akan kubunuh kau, dasar b*jingan!”

***

Ketika aku kembali ke tempat parkir, di sana ada mobil lain di sebelah mobil yang kunaiki sebelumnya.

“Kembalilah ke guild. Ada tempat yang harus segera kudatangi.” Kata Cheon Sayeon padaku, membuka pintu penumpang belakang dan melihatku.

“Aku bisa pergi sendiri.”

Yaa, ini nyaman untukku. Aku masuk dan bertanya pertanyaan yang ku ingin tahu sejak lama. “Apa kau tahu di mana rumah Kim Woojin?”

“Kenapa kau tanyakan itu?”

Kenapa? Aku ingin bertemu dengannya, kenapa?

“Kurasa aku yang bertanya. Kau tahu atau tidak?”

“Kalau aku tahukenapa?”

“Kirim foto lokasinya ke ponselku.”

Cheon Sayeon melihatku tanpa berkata sepatah katapun untuk sesaat. Ada apa dengannya? Sejak tadi kau begitu. Seakan kami sedang perang bola salju, kutatap Cheon Sayeon dengan kosong.

Dia bertanya dengan tampang yang tak diketahui, “Apa ini pertama kalinya kau bertemu dengan Master Guild Blun?”

“… mungkin. Kenapa?” Aku tak bisa bilang iya tanpa ragu, jadi aku menjawab dengan tegas seperti ini.

“Menurutmu bagaimana? Soal Master Guild Blun.”

Aku mengerut. Aku tidak bisa menerka apa maksud dari pertanyaannya.

“Menurutku? Aku tak tahu. Apa…”

“…..”

Cheon Sayeon yang melihatku dalam diam, menggelengkan kepalanya seakan itu bukan apa-apa.

“Akan kukirim pesan di mana Kim Woojin tinggal. Pergilah.”

Pintu mobil ditutup rapat-rapat. Setelah mendengar beberapa perkataan Cheon Sayeon dari luar, si pelayan mengangguk dan masuk ke kursi pengemudi.

“Aku akan ke guild.”

“Baik, tuan.”

Mobilnya melaju dengan mulus

Kulihat ke luar jendela dan mengetuk dengkulku dengan jariku. Pertanyaan Cheon Sayeon terus terngiang di kepalaku.

Master Guild Blun, Kang Seung-geong. Kenapa kau tanyakan tentang dia?

‘Apa pria ini ada hubungannya dengan Han Yigyeol?’

Memang dia pernah muncul dalam novel? Aku tidak tahu. Kuketuk keningku pada jendela dan menutup mataku.

***

Aku kembali ke guild dan membuka pintu ke lantai 23. Setelah dari luar, aku langsung tersadar akan ransel yang tidak sempat kubenahi karena aku mengikuti Cheon Sayeon ke area C13.

Tak seperti ketika aku keluar, kuletakan ransel kosong di lemari dan ponsel Ha Taeheon disembunyikan di bawah kasur, seperti sebelumnya.

Sudah hampir pukul 7 setelah aku mandi dan mengganti pakaian sehabis bertarung di area C13. Sekitar jam segini ponselku akan berbunyi.

Setelah memiliki tubuh Han Yigyeol, sebuah pesan muncul di layar ponsel yang mana tak pernah menerima pesan panggilan.

「Ini adalah pesan dari pengguna tak terdaftar. Mohon untuk tidak menerima permintaan kekuatan dan hindarikerugian.」

「Cheon Sayeon: (foto)」

「Cheon Sayeon: ^^」

Itu foto bagian dari map. Dilihat dari lokasinya, tempat itu tidak jauh dari guild. Aku cukup pergi sendiri.

Aku berpikir sejenak dan tidak menutup layar ponseltanpa membalasnya. Tetap saja, dia pasti berpikir kalau aku membiarkannya hanya terbaca. Perlahan, kusentuh papan tombolnya.

「Han Yigyeol: ok」

「Han Yigyeol: makasih」

Ini harusnya cukup. Kututup layar ponselku dengan senyum puas. Aku baru ingin memasukan ponselku ke dalam saku celanaku, tapi itu bergetar lagi.

「Cheon Sayeon: Hanya itu?」

「Cheon Sayeon: Itu tidak adil.」

Aku sedikit malu karena aku tidak menyangka akan dibalas. Kutekan dengan keras papan tombolnya. Meski kutekan dengan lembutpun, typotetap muncul.

「Han Yigyeol: ?」

「Han Yigyeol: Apa yang kau inginkan?」

Kali ini, aku terus menatap layar tanpa mematikannya. Sesuai dugaan, balasannya datan dengan cepat.

「Cheon Sayeon: Apa ya.」

「Cheon Sayeon: Ucapan tulus?」

Jadi, bukan hal penting. Aku mendengus, kuketik balasanku dengan hati-hati agar tidak typo.

「Han Yigyeol: Terima kasih banyak.」

「Cheon Sayeon: ^^…..」

Ketika kulihat emoticon senyum itu, wajah tak beruntung Cheon Sayeon terbayang di kepalaku. Kau memakai emoticon yang mirip denganmu. Kumatikan layar ponselku dan menyelipkannya ke dalam saku celanaku.

Mungkin karena sudah waktunya, aku lapar. Bubur abalon yang kumakan hari ini sudah tercerna.

‘Aku harus beli sesuatu untuk dimakan dan pergi.’

Aku meninggalkan ruangan sambil memikirkan soal menu.

 

________________________________________________________________________________________________________________________

(1) Hemostasis = mekanisme tubuh untuk menghentikan pendarahan secara spontan.

(2) Sudah lama sejak tim penyelesaian bergabung. Di sini maksudnya, tim penyelesaian udah lama ga dapet tugas buat nyelesain gate/bunuh monster.

(3) Memukul belakang kepala. Intinya, perkiraan Sayeon tepat kalo si Master Blun itu ngulangin hal yang sama.

 

 

 

 

________________________________________________________________________________________________________________________

~Bantu dukung aku  dengan trakteer di link yang tertera di profilku ( ada di overview ) biar aku makin semangat nge-translate-nya dan cepat update-nya. Terima kasih~

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.