Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

Aku memeriksa sekitar ruangan sambil melayang di udara. Sulit untuk paham benar akan situasi di dalam kalau diperiksa lewat jendela yang hanya memperlihatkan separuh ruang tamu.

“Rasanya aneh karena terlalu sepi.”

Aku berpikir keras soal apa yang harus kulakukan saat kembali ke Guild Requiem, tapi kuputuskan langkah terbaik adalah kembali ke ruanganku dulu.

Toh, tidak ada yang tahu kalau aku pergi selain Kim Woojin. Min Ahrin pergi berlibur dan aku berjanji akan bertemu Park Geonho, jadi rasanya dia tidak berkunjung dulu.

‘Masalahnya itu Cheon Sayeon, tapi itu akan baik saja.’

Cheon Sayeon yang menyelesaikan gate grade SS pertama kali, tampak sibuk, jadi kemungkinan besar saat ini dia tidak ada di guild.

Setelah memikirkanberbagai kalkulasi, kubuka jendela dengan hati-hati. Sesuai dugaan, tak ada siapapun di ruang tamu. “Fiuh.”

Setelah menutup jendela seakan tak terjadi apa-apa, kuletakan ranselku di atas sofa, melepas sepatuku dan mengambilnya.

Itu melegakan. Selama Kim Woojin tenang, kurasa aku bisa menanganinya tanpa banyak ribut.

Aku berjalan menuju rak sepatu dengan lega dan segera menemukan sepatu kulit mahal tertata rapi.

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

‘Punya siapa ini?’

Dalam sekejap, tubuhku menjadi dingin. Menatap kosong ke sepatu itu, kudengar suara yang tenang dari belakangku.

“Kau kembali.”

“……”

Aku menoleh ke belakang, leherku yang kaku cukup untuk bisa membuat suara patahan. Orang yang bersandar di pintu ruang tidur membuat kontak mata denganku dan tersenyum lembut.

“Kau bersenang-senang di luar? Han Yigyeol?”

“… Cheon Sayeon,” kataku dengan rasa kesal yang dalam.

‘Kenapa kau di sini, dasar bodoh…’

***

Cheon Sayeon yang memakai kemeja krem dan celana panjang hitam bukan setelan jas atau jaket kelas A, mengayunkan cangkir kopinya, “Sejak dini hari kau sudah jalan-jalan. Pasti kau lelah.”

“Apa, apa kau pasang CCTV di sini?”

Kudecakan lidahku dan melihat ke sekeliling ruangan. Tidak ada yang menonjol, lalu di mana dia memasangnya?

“Tidak,” Cheon Sayeon berkata dengan nada tenangnya yang unik. “Aku cuma tahu pergi dari Kim Woojin.”

Klak. Cangkir kopinya diletakan di atas meja.

“Karena sifatmu, kau mungkin tak perlu menjelaskannya pada Kim Woojin. Kalau begitu hanya ada satu hal. Yaitu menyelinap ke luar saat Kim Woojin tertidur dan kembali saat pagi.”

Cheon Sayeon yang berbicara intinya, membuat senyum penuh arti.

“Yaa… tampaknya itu tak sesuai rencana.”

“Kau tidak melakukan apapun pada Kim Woojin kan?”Tanyaku dengan suara tajam. Karena sangat mencurigakan, hanya ada Cheon Sayeon di dalam ruangan yang mana harusnya justru Kim Woojin.

“Jangan salah paham. Aku hanya menyuruhnya pulang.”

“Sungguh?”

“Karena perintah tak penting bukanlah seleraku.”

Cheon Sayeon melihatku dengan mata yang tenang.

“Aku setuju denganmu kalau Kim Woojin dan Min Ahrin tak bisa jadi jaminanmu. Toh, kalau aku mengikatmu begitu, itu hanya akan membuatmu berontak.”

Kau tahu pasti. Aku tersenyum palsu.

“Tak ada CCTV dan tak ada yang mengawasimu, jadi bersikap nyamanlah. Sepertinya kau penasaran, sama juga soal ponsel itu.”

“……”

“Itu artinya jangan kecewakan aku tanpa alasan yang jelas.”

“Lalu bagaimana kalau kuputuskan untuk kabur?”

“Itu. Meskipun itu disayangkan, tapi aku tidak khawatir soal itu.”

“Aku tak tahu kalau kau sebegitu percayanya padaku.”

“Aku tak percaya padamu.”

Cheon Sayeon sejak tadi menyandarkan punggungnya ke sofa dan bermain-main dengan kakinya yang disilangkan diangkatnya. Gestur licik seakan dia menggodaku.

“Kau percaya padaku. Kau pasti penasaran soal semua yang kupunya kan?”

“…..”

Aku mengerut.

Sedihnya..aku tak bisa menolak. Karena tiap potong informasi itu kubutuhkan untuk mengetahuihubungannya dengan Cheon Sayeon.

Cheon Sayeon tersenyum lesu padaku yang tak bisa menjawab…oh, sial.

Makin tinggi rank, makin baik pengalamannya, tapi bukankah ini keterlaluan? Tentu saja, Ha Taeheon juga luar biasa tampan, tapi perilaku Cheon Sayeon…

“Hmm. Aku sudah memikirkan ini sejak terakhir kali, Han Yigyeol.”

“…apa?”

“Tiap kali kau melakukan ini, kau gagal mengaturekspresi wajahmu. Aku tak melihatmu seperti itu*, tapi kurasa kau sangat lemah pada orangcantik?”

Aku merasa leherku memanas dan menundukkan kepalaku untuk menutupi mataku.

“Kau bilang dirimu sendiri cantik…?”

“Jadi menurutmu aku salah?”

“Tidak, tapi aku—”

Tak sanggup menahan rasa malu, aku tersedak dan membuka mulutku untuk membantah.

‘Tapi sudah berapa kali aku melakukannya? Pasti, kali ini…’

Sudah berapa kali? Perlahan aku mengingat kembali.

Ketika pertama kali aku bertemu Cheon Sayeon, aku terpesona akan wajahnya dan dia memperlakukan seakan ingin mencabut kedua mataku.

Lalu, ketika dia melawan middle bos gate…

Dan lagi…

“…..”

Untuk suatu alasan, aku merasa malu sampai merasa marah, jadi aku langsung mengalihkan pandanganku dan berdehem.

“Kenapa kau berhenti bicara? Selesaikan.”

“Itu cukup.”

Karena itukekalahanku jika aku bicara pada Cheon Sayeon untuk waktu yang lama. Kuungkit poin lain untuk menggantikan topik

“Jadi, kenapa kau di sini? Mungkin kau kemari bukan untuk membicarakan soal hal tak berarti ini.*

“Tak adil sekali. Aku sangat bersenang-senang.”

Cheon Sayeon mengangkat bahunya dan mengetuk bagian tengah jam tangan metal silver yang pakainya. Lalu, kotak aksesoris berbentuk kubus muncul di udara.

‘Apa jam tangannya sebuah item inventory?’

Itu sebuah item inventory yang otomatis mengeluarkan isinya dalam ukuran kecil. Itu inventory yang sangat berguna yang tak bisa dibandingkan dengan milik Cha Sooyeon.

“Ambil ini”.

Cheon Sayeon mengeluarkan sebuah kotak aksesoris.Bukannya mengambilnya, aku malah menatapnya dengan cemberut.

“Apa ini?”

“Hadiah.”

Ketika kuambil dengan hati-hati danmembukanya, kulihat gelang dengan permata merah. Dilihat dari energinya, itu bukanlah aksesoris biasa.

“Itu item kelas A yang bisa memulihkan energi 2x lebih cepat saat dipakai.Itu sampainya telat karena dari Russia.”

“Kenapa kau berikan ini padaku?”

Ketika aku melihatnya dengan tatapan curiga, Cheon Sayeon menjawab sambil tersenyum, “Kenapa tidak? Kau harus dapat sesuatu dari gate grade SS.”

Oh, itu. Bibirku mengeras saat kuingat kesalahan menyakitkan yang kubuat ketika itu.

“Kau dapat 2 item level rendah karena keinginanmu, jadi aku menyiapkan ini secara terpisah. Kuharap kau menyukainya.”

…kalau begitu, mungkin aku akan menerimanya. Tidak ada alasan juga untuk menolaknya. Untuk sesaat aku merenungkannya lalu mengangguk.

“Kau takkan mengambilnya kembali kan?”

“Kecurigaanmu itu membuat harga diriku sakit. Pakailah sesukamu.”

Karena seperti itu, kupakai gelang itu di pergelangan tangan kiriku. Sekarang aku punya banyak energi, jadi aku tak merasakan bedanya.

Tok, tok.

Ketika aku melihat ke pemata merah gelap yang berkilauan, aku mendengar suara ketukan.

Seorang pelayan membuka pintunya dan masuk.

“Maafkan saya, Master. Tapi anda harus pergi sekarang.”

“Ada apa?”

“Katanya muncul monster di area C13.”

Mataku terbelalak saat mendengar laporan tak terduga. Seperti Cheon Sayeon, itupun pertama kali aku mendengarnya dan ekspresinya tiba-tiba mendingin.

“Bagaimana situasinya?”

“Mereka menahan para monsternya dan mengevakuasi para warga, tapi situasinya tidak bagus. Para monster yang sudah teridentifikasi adalah grade B dan A.”

“Guild mana yang bertanggungjawab atas area C13?”

“Guild Blun.”

Hah. Cheon Sayeon mengeluarkan napas kesal dan berdiri. Akupun berdiri dan langsung berkata, “Ayo pergi bersama, Cheon Sayeon.”

Mata hitam Cheon Sayeon berbalik padaku karena perkataanku. Terlebih, matanya dingin dan mulutku kering.

“Aku harus memeriksa sesuatu.”

“……”

“Kita harus membersihkan monster-monster itu dengan cepat agar dampaknya tak makin parah. Aku akan membantumu.”

Cheon Sayeon menyipitkan matanya. Cheon Sayeon yang melihatku sangat lama seakan mencoba untuk menaksir sesuatu, membalikkan badannya.

“Ikuti aku.”

Fiuh. Kukepal dan buka tinjuku yang dingin karena tekanannya dan mengikuti Cheon Sayeon.

***

Ketika mengendarai mobil, Cheon Sayeon tak mengatakan sepatah katapun. Dia tampak melihat ke luar jendela dengan wajah tanpa ekspresi.

Itu situasi yang serius di mana monster ke luar dari gate, tapi tampaknya ada alasan lain.

‘Apa ya?’

Aku merenung sambil menyentuh gelangnya. Ini adalah hadiah dan tidak seperti ini saat aku menerima item ini.

Berada di sebelah Cheon Sayeon yang jadi sangat sensitif juga tidak melegakan keteganganku.

“Kita sampai.”

Sesaat setelah aku keluar dari mobil karena perkataan si pelayan, aku dapat mendengar suara gemericik dari jauh.

Ketika kami melewati garis kontrol dengan melewati orang-orang biasa yang berkumpul dengan ekspresi cemas, para pengguna ability yang menunggu tampak terkejut ketika mereka melihat Cheon Sayeon.

“M-Master Requiem.”

“Cepat sekali…”

“Sialan. Cepat beritahu Master!”

Di antara mereka, seorang pria kurus dengan ekspresi gugup menghampiri Cheon Sayeon. Pria itu tersenyum tak nyaman sambil dia menyisir poni wax-nya.

“Oh, selamat datang, Master Requiem.”

“Di mana Master Blun?”

“I-Itu…”

Pria itu jadi tertutupi keringat dingin karena perkataan Cheon Sayeon. Wajahku mengerut saat melihat mulutnya terbuka dan tertutup tak bisa menjawab dengan benar.

Monster keluar itu karena gate di area kalian tidak diurus dengan baik, tapi master guild kalian tidak ada di sini? Cheon Sayeon dan aku datang terlambat bukan?

Wuuush!

“Kyaaa!”

“Awas!”

Barrier tipis yang tampaknya dibuat dengan terburu-buru di Guild Blun bergetar hebat saat kami mendengar teriakan.

“Han Yigyeol.”

Cheon Sayeon memanggilku. Saat aku menghampirinya, Cheon Sayeon mengeluarkan jaket kelas A dan pedang kelas S dari inventory-nya dan memberikan jaketnya padaku.

Cheon Sayeon yang memegang pedang kelas S dengan noda darah yang masih utuh, menyuruh pria itu.

“Hilangkan barrier-nya.”

“Apa?”

Pria itu bertanya dengan refleks menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kebingungan.

“Oh tidak. Para monster sekarang tak terkendali, jika kau menghilangkan barrier-nya, mereka akan keluar…”

“Wakil Master Yoon Jaemin.”

Aku tersentak dan melihat Cheon Sayeon. Yoo Jaemin gemetaran karena dihadapkan pancaran dingin darinya.

“Hilangkan. Kenapa kau buat aku mengulanginya?”

“Gh, m-maafkan a…”

“Dan—” Cheon Sayeon yang berada di sebelahku, merangkul pinggangku dengan satu tangannya dan menarikku. “—kuberi waktu 20 menit, pastikan kau bawa Master Blun kehadapanku.”

“Apa?”

“Kalau Master Blun belum sampai setelah aku mengalahkan semua monsternya…”

Cheon Sayeon menyayat telapak tangannya dengan pedang sambil memelukku dalam dekapannya. Darah merah terang sedikit terciprat ke pipiku saat dipeluk dengantangan berdarahnya.

“Yaa, pasti akan menyenangkan.”

“A-Aku mengerti. Akan kupastikan Master di sini dalam 20 menit…!”

Cheon Sayeon bahkan tak pura-pura mendengar jawaban putus asanya Yoo Jaemin dan mengusap cipratan darah di pipiku dengan jarinya. Melihatnya sedekat ini, aku bisa melihat ketidaksenangan Cheon Sayeon.

Menghelanapas, kupakai jaket yang diberikan Cheon Sayeon. Karena fisik yang berbeda, itu sangat longgar.

“Ayo selesaikan ini dengan cepat.”

Karena aku merasa bisa terdengar oleh Yoo Jaemin, kudesak dia dengan sopan daripada setengah hati dan Cheon Sayeon yang tersenyum dengan mata terbelalak, menarikku dan memelukku seperti yang dia lakukan saat di gate. Tetap saja, rasanya sangat tidak nyaman dari saat pertama kali meski kami telah melakukannya beberapa kali.

Tubuhku dan tubuh Cheon Sayeon terbayang di kepalaku.di saat yang sama, mungkin Yoo Jaemin memberi arahan, barrier yang seperti semen bertebaran seperti pasir. Melewati barrier yang sedang berguncang penuh, lantainya tertutupi dengan darah.

Kyeeeek!

Kyaaak! Kyaak!

Prajurit skeleton yang memancarkan energi hitam mengerikan dan berteriak keras pada Cheon Sayeon.

 

______________________________________________________________________________________________________________________

*Aku tak melihatmu seperti itu. Maksudnya Sayeon ga ngeliat Yigyeol dalam artian suka/cinta.

 

 

 

 

______________________________________________________________________________________________________________________

~Bantu dukung aku dengan trakteer di link yang tertera di profilku ( ada di overview ) biar aku makin semangat nge-translate-nya dan cepat update-nya. Terima kasih~

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.