Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

Setelah menghabiskan semangkuk bubur di tengah keheningan yang berat, aku bangkit berdiri. Aku ingin kabur dari keheningan mengerikan ini secepatnya, meski hanya sesaat.

“Apa ada kamar mandi?”

Ha Taeheon yang bangun dari kursinya, membuka pintu di sebelah kanan tempat tidur dan menunjukkan padaku kamar mandinya.

“Taruh pakaianmu dalam keranjang dan ada handuk di lemari.”

“Ok.”

Tanpa melihat ke belakang, aku masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Aku melihat diriku di cermin dan menghela napas.

“Kenapa jadi begini…”

Meskipun aku baru bangun, aku sangat lelah. Apa karena dari awal kami menyerang dengan kekuatannku…?

Ketika  dengan perlahan kulepas pakaian pasien, aku melihat ke bawah tubuhku dan mataku terbela5b. Aku tak melihat adanya celana dalam. Sebelumnya aku memakainya.

Apa ini? Kenapa aku tidak pakai celana dalam?

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

Ketika itu, wajah Ha Taeheon yang dengan bangganya memberitahu kalau dia yang menggantikan pakaianku, terlintas di kepalaku.

Kukira dia hanya mengganti pakaian luarku, tapi…

‘Sialan.’

Kututup rapat mataku dan kutahan kembali kata-kata sumpahan.

Tidak, tapi bukankah aneh untuk melepaskan celana dalamku?kalau hanya pakaian luar aku bisa mengerti, tapi melepas semua pakaianku…!

“Cukup. Mari berhenti memikirkannya.”

Sesaat setelah aku meninggalkan kamar mandi, aku merasa aku akan mencengkeram kerah Ha Taeheon.

B*jingan. Kali bukan karena fakta dia itu karakter utama…

Aku coba untuk mencari ketenangan dengan menyiramkan air dingin ke atas kepalaku.

Mari berpikir positif. Itu luar biasa memalukan, tapi setelah pembicaraan dengan Cha Sooyeon berakhir, aku akan langsung kabur.

Setelah akhirnya mendapat ketenangan pikiran, aku selesai mandi dan mengambil handuk dari lemari. Sekarang, hal yang perlu kulakukan adalah memakai pakaian baruku dan keluar.

‘Oh? Tunggu.’

Pakaian baru? Memangnya kubawa kemari?

“Sialan.”

Aku buru-buru masuk ke kamar mandi demi kabur dari Ha Taeheon, makanya aku tidak membawa pakaian apapun untuk ganti kemari. Sekali lagi aku menghela napas, meletakkan handuk ke atas kepalaku yang basah.

Aku tak punya pilihan selain mengambil lagi pakaian pasien yang tadi aku lepas. Meski aku ingin mengenakan ini, aku terlalu banyak berkeringat karena mimpi aneh, jadi akan tidak nyaman kalau memakainya lagi.

Setelah menata lama ke pakaian pasien, kugertakan gigiku dan membalut handuk ke seluruh tubuhbawahku.

‘Pertama, buka pintunya sedikit dan periksa ruangannya. Kalau Ha Taeheon ada disana, aku akan menyuruhnya mengambilkan pakaianku. Kalau tidak, aku akan berlari keluar dan mengambil pakaian yang ada di atas kasur dan memakannya.’

Itu bukan rencana yang buruk. Sesuai dugaan, aku jenius. Aku menghela napas dan membuka pintu kamar mandi sedikit sambil memuji diri sendiri. Ha Taeheon tak terlihat di manapun. Kubuka pintu sedikit demi sedikit untuk memeriksanya. Ruangannya kosong.

“Ha Taeheon-ssi?”

Aku memanggil namanya untu berjaga-jaga, tapi tak ada jawaban. Kurasa dia sungguh pergi keluar.

Dalam hati, aku bersorak dan berlari ke kasur. Pertama, ambil celana dan memakainya.

Ketika aku sedang menggapai celanaku di atas kasur.

Blam

“….”

“….”

Ha Taeheon kembali.

Aku langsung menyilangkan tanganku dan menutupi tubuh atasku, mengucap kata-kata kasar dalam hati. Itusikap karena insting daripada alasan.

Ha Taeheon melihatku dari ujung kepala hingga kaki dengan ekspresi tenang. Tes, tes. Suara air menetes menggema ke seluruh ruangan yang sunyi.

“Aku hanya…bajunya…”

“……”

“Aku lupa… membawanya ke kamar mandi…”

Wajahku putih memucat. Suaraku yang tergagap dan mengucap alasan, bergetar hebat.

“Hmm…”

Ha Taeheon yang menatapku lama sejak tadi, memberiku respon yang sederhanadengan ekpresi kusut di wajahku.

“Apa kau lihat-lihat?”

“Kau butuh ini.”

Ha Taeheon yang mendekat ke arahku tanpa ragu, menyodorkan apa yang dipegangnya. Itu celana dalam baru yang masih terbungkus dengan plastik tipis.

Dia keluar untuk beli celana dalam. Melihat ke atas, aku melihat Ha Taeheon yang ekspresinya berbeda dari biasanya.

‘…apa aku jadi terlalu sensitif?’

Aku bahkan tak bisa membayangkan kalau dia sampai melepaskan celana dalamku, jadi kurasa aku jadi sensitif tanpa menyadarinya.

Aku berkata sambil mengusap ujung rambutku yang lembab dengan canggungnya, “Terima kasih…”

“Apa ini benar?”

Blam!

Ketika Ha Taeheon masuk, pintu yang tertutup rapat tiba-tiba terbuka lebar. Kedua mataku dan Ha Taeheon berbalik melihat ke pintu secara bersamaan.

“Oh…?”

“……”

“……”

Itu adalah seorang wanita cantik berambut merah yang diikatnya rapi.

“Oh, uh…?”

“…..”

“…..”

Aku menjatuhkan celana dalam yang kupegang. Tatapan Cha Sooyeon berbalik ke celana dalam pria yang jatuh ke lantai. Matanya bergetar hebat.

“Tunggu, jangan bilang, kalian berdua seperti itu…?”

Sialan!

“Tentu saja tidak.”

“Cha Sooyeon-ssi,” kata Ha Taeheon tenang, menyembunyikan aku yang ketakutan di belakangnya.

“Seperti yang bisa kau lihat, tolong keluar sebentar.”

Tunggu, apa-apaan situasi ini? Jelaskan dengan benar! Dan aku juga keluar!

“Taeheon-ssi…”

Cha Sooyeon melihat ke Ha Taeheon dan berkata dengan suara gemetar, “Saat kau bilang kau tidak ingin punya pacar*,apa ini maksudnya…?”

Apa? Kapan mereka berdua membicarakan hal itu?

Daripada itu, bukankah sebaiknya kalian keluar?

Aku langsung menarik ujung pakaian Ha Taeheon. “Ha Taeheon-ssi.”

Bawa Cha Sooyeon denganmu dan pergi. Ha Taeheon menganggukkan kepalanya seakan dia mengerti tanda dari mataku.

“Aku tak berpikir kalau ini tempat yang tepat untuk membicarakan hal itu.”

Cha Sooyeon menutup mulutnya dengan wajah pucat. “B-benar. Ada orang lain di sini, tapi a…aku minta maaf.”

Omong kosong macam apa ini?

Kututup kedua mataku sambil menundukkan kepalaku. Aku tak tahu pembicaraanmacam apa ini. Sementara itu, Cha Sooyeon lanjut bicara tanpa memerhatikan suasana.

“Sejujurnya, aku sangat kecewa, tapi… tidak apa. Jika Ha Taeheon-ssi bahagia, aku bisa mendukungmu.”

“…Cha Sooyeon-ssi.”

“Aku juga tak punya prasangka buruk soal itu. Yaa, aku terkejut begitu tahu kalau kau cenderung berbohong seperti itu, tapi…”

Ha Taeheon membuat ekspresi halus. Aku tak dapat menahannya lebih lama lagi dan suara lelah, “Tolong berhenti bicara dan keluar.”

***

“Aku minta maaf!”

Cha Sooyeon yang tampak tak tahu harus bagaimana, meminta maaf. Aku barus saja memakai pakaianku. Aku melihatnya dengan kosong.

“Yaa, aku sedikit buruk soal arah…aku sudah memasuki ruangan yang salah beberapa kali, jadi kupikir ini pasti ruangan kosong dan membukanya tanpa mengetuk! Aku tak pernah bermaksud…”

“Baik. Aku mengerti,”tiba-tiba aku menyelangnya. Rasanya seperti 10 tahun telah berlalu dalam hitungan detik. “Pertama-tama, alasan aku memanggil Cha Sooyeon-ssi…”

Kuletakan ranselku di atas meja dan mulai menjelaskan, tapi aku berhenti. Aku bertanya pada Ha Taeheon yang melihat ke arahku dan Cha Sooyeon, “Aku ingin bicara dengan Cha Sooyeon-ssi—boleh?”

“Apa kau pikir itu akan berhasil?”

Kupikir juga tidak. Kusipitkan tatapanku pada Cha Sooyeon. Kalau kau punya akal, lakukanlah sesuatu.

Ketika aku menatapnyaterus-menerus, Cha Sooyeon berkeringat dingin dan bicara dengan nada yang aneh, “Tae—Taeheon-ssi. Bisakah kau keluar?”

“Cha Sooyeon-ssi.”

“Dia menjaga janjinya dengan Taeheon-ssi dan kurasa ini takkan lama.”

“Ini akan berbahaya.”

“Aku tidak selemah itu.”

Cha Sooyeon dan aku sama-sama rank A. Bahkan jika salah satu pihak coba untuk menyerang, pasti nanti akan jadi keributan besar. Ha Taeheon berpikir hal yang sama ketika melihat ke arahku dan cha Sooyeon bergantian.

“Kau hanya perlu menunggu 10 menit di luar pintu.”

Ha Taeheon memeriksa waktu saat ini pada jam tangannya dan keluar. Sesaat setelah kudengar pintu ditutup, kukeluarkan item inventory dari ranselku.

“Sesuai janjiku, ini item inventory. Aku dapat langsung dari Li Wei.”

“Hah, sungguh?”

Cha Sooyeon memegang item inventory itu di kedua tangannya. Setelah memeriksa dengan hati-hati energinya, dia tersenyum cerah.

“Sungguh? Bagaimana kau mendapatkannya?”

“Itu pertukaran rahasia.”

Saat pertama kali aku bertemu dengan Cha Sooyeon dan mengajaknya untuk bekerjasama dalam penculikan, inilah kondisi yang kuajukan. ‘Jika kau membantuku, aku akan memberimu sebuah item inventory yang Li Wei buat.’

Cha Sooyeon memiliki ability elemen yang kuat untuk mengendalikan api, tapi memiliki kekurangan yang besar.

Meski dia bisa mengendalikan api yag dibuatnya sendiri, mustahil untuk mengendalikan api yang sudah menyebar darinya.

Itulah alasan kenapa aku membawanya ke hutan penuh pohon untuk mencoba bernegosiasi. Ability Cha Sooyeon terlalu beresiko untuk digunakan di luar daei gate.

Jadi, selain item-item untuk menambahkan kekuatan apinya, dia juga memakai item-item yang berhubungan dengan air tiap saat. Masalahnya adalah item-item itu tidak praktis dan berat.

Ada batas untuk membawa di dalam tas biasa, jadi wajar Cha Sooyeon mendambakan item inventory. Saat di dalam mobil, ide itu terlintas dalam pikiranku karena tak ada cara lain lagi.

Dan bagi Cha Sooyeon, tak ad alasan untuk menolak.

“Ini kan sangat mahal…apa sungguh tidak apa untuk memilikinya?”

“Kau bisa memilikinya. Sebagai gantinya, tolong bantu aku,” kataku sambil menunjuk ke item inventory.

“Itu inventory yang bisa menampung 100 item dengan ukuran apapun, tak peduli seberat apapun. Tolong sisakan 3 tempat untukku.”

“Untuk apa ketiganya?”

“Pertama, ini.”

Kukeluarkan benda yang kuletakan jauh di dalam ranselku dengan hati-hati. Melihat benda di tanganku, mata Cha Sooyeon terbelalak.

“Bukankah ini kalung yang waktu itu?”

“Benar.”

Kalung murah yang diinjak Ha Taeheon sampai permatanya hancur. Aku melihat benda itu dan berkata diam-diam, “Kudengar, Kalau kau taruh ini di dalam inventory, kau bisa menjaganya dengan aman tanpa takut rusak.”

“I-iya…”

“Tolong jaga kalung ini untukku. Aku tidak pantas untuk menjaganya dengan baik.”

Cha Sooyeon ragu untuk mengambil kalungnya.

“Akan kupinta sisa 2 lagi nanti.”

Kalung itu masuk ke dalam item inventory di depanku. Selama ini aku melihat kalung itu, aku merasa sudut dadaku yang tadinya terasa berat terasa sedikit lega.

“Itu…kau tahu.” Cha Sooyeon yang melihatku dengan ekspresi ragu-ragu, berusaha untuk membuka mulutnya. “Kalung itu pentingkan?”

“Itu penting…”

Apa tidak masalah aku memberi tahu Cha Sooyeon? Setelah berpikir sejenak, aku menjawab, “aku membelinya untuk adikku.”

“Apa? Kalau begitu, hadiahmu rusak?”

“Ya, tapi itu tidakmasalah. Dia sudah meninggal.”

Cha Sooyeon memucat.

“Maafkan aku.”

“Kenapa Cha Sooyeon-ssi minta maaf?”

Seseorang harusnya meminta maaf. Kumiringkan kepalaku dengan senyum yakin.

‘Tidak, sekarang itu terlalu…’

Aku tidak yakin. Dalam situasi saat ini, tidak ada yang bisa diyakini.

“Karena aku sudah memberimu itemnya, maka aku akan pergi.”

“Apa? Aku mau pergi?”

Aku berdiri dan memakai ranselku. Cha Sooyeon berdiri di saat yang sama dengan wajah kebingungan.

“Apa kau sungguh memanggilku untuk ini?”

“Tentu saja.”

Kau menanyakan hal-hal yang ane. Kubuka jendela dan berkata pada Cha Sooyeon, “Saat Ha Taeheon-ssi masuk, tolong katakan padanya kalau aku pergi.”

“Apa kau akan pergi tanpa memberitahunya?”

“Kurasa itu akan lebih baik…”

Untuk kesehatan mentalku.

Perlahan kuaktifkan kekuatannku. Hwiiing, angin lembut yang muncul dan membalut seluruh kakiku. Tidak disangka aku pingsan, taoi setelah istirahat dengan baik, jumlah energi si jantungku cukup besar.

“Sampai jumpa lagi, Cha Sooyeon-ssi.”

“Hah? Ok…” Cha Sooyeon yang setengah melamun, menjawab dengan kosong.

Cha Sooyeon juga hari ini sangat bersemangat, makanya itu dapat dipahami. Aku merasa ada rasa persatuan padanya.

Aku tak tahu alasan apa yang harus kukatakan saat kembali. Aku tidak percaya diri.

 

_______________________________________________________________________________________________________________________

*Pacar di situ maksudnya perempuan ya.. jadi Sooyeon mikir Taeheon ga mau pacaran sama perempuan tp laki-laki.

 

________________________________________________________________________________________________________________________

Halo, akhirnya bisa nongol lagi. Udah lama ya…maaf aku baru bisa update, inipun baru dikit TvT…karena urusanku makin banyak dan bakal ga nentu update-nya, jadi makasih buat kalian yang masih pantengin novel ini sampe aku baru nongol lg haha…kuusahin update banyak dan masih banyak projek yang menanti buat di-upload.

Bantu dukung aku dengan trakteer di link yang tertera di profilku ( ada di overview ) biar aku makin semangat nge-translate-nya dan cepat update-nya ( karena update butuh kuota hehe ). 

Aku mau tanya sama para kalian para pembaca sekalian…

Menurut kalian, mending kutampung dulu translate-nya biar banyak jadi pas ku-update langsung bom episode?

Atau

Mending tiap hari 1 episode? seperti pas awal jadwalnya tiap hari jam 8.30 malam WIB.

Silahkan komen di kolom komentar ya~ Yang pasti kuambil dari yang paling banyak pilih antara kedua di atas, ok? Makasih~

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.