Baca beberapa hal berikut sebelum melakukan edit terjemahan.

      Rein Anzahem, merupakan pangeran dari Kerajaan Anzahem sekaligus putra pertama dari Ray Anzahem, Raja dari Kerajaan Anzahem. Rein terkenal dengan kecerdasannya, dia lulus dari akademi militer kerajaan yang mana akademi tersebut adalah akademi elite dan hanya orang terpilih lah yang dapat memasukinya.Rein lulus dari akademi tersebut hanya di umurnya yang 10 tahun, itu merupakan pencapaian besar yang mana membuatnya mendapat gelar “Briliant Prince”.

Lulus dengan prestasi seperti itu tentu mengundang banyak perhatian, setelah lulus dia mendapat plat yang mengizinkan nya merekurt pasukan,hanya dalam 2 hari dia mengumpulkan 10 ribu pasukan, tidak cukup disitu, dengan 10 ribu pasukannya dia meminta izin untuk memulai invasi dan setelah diizinkan dia memperluas wilayah kerajaannya dengan menaklukan 15 kota dalam seminggu. Prestasi itu meyakinkan orang orang bahwa Rein pasti akan mendapatkan takhta bila sang Raja meninggal. Dia mampu memukul mundur kerajaan tetangga yang ingin melakukan serangan balasan, dia membagi pasukannya hingga banyak jendral yang tidak dapat ikut andil dalam serangan tersebut karena sudah di selesaikan oleh Rein.

Disebuah lembah di Kerajaan Anzahem.Suara hentak kaki bergema memenuhi lembah tersebut.

Itu merupakan pasukan kerajaan tetangga Kerajaan Anzahem.Sekitar 20 ribu pasukan yang terdiri dari 18 ribu infantry dan 2 ribu kavaleri sedang melewati lembah tersebut.

“Invasi kita saat ini tidak menghasilkan apapun, itu sangat menyebalkan”

Ucap salah satu prajurit ditengah barisan itu.

“Yah aku juga berpikir begitu, itu karena si pangeran jenius itu berhasil mematahkan serangan kita di tempat lain dan memaksa kita harus segera Kembali”

“Kudengar dia masih berusia 15 tahun, dia sudah lulus dari akademi terbaik di kerajaan itu dan memiliki 10 ribu pasukan, hanya dengan 10 ribu pasukan dia sudah menaklukan 15 kota kita dan mematahkan serangan balasan kita diseluruh tempat, aku tidak membayangkan saat dia memimpin 100 ribu pasukan atau lebih akan se-mengerikan apa nanti”

“Hebat sekali, tapi walau invasi kita gagal setidaknya aku cukup bersyukur karena bisa Kembali dengan selamat walau dengan tangan kosong, aku tidak sabar ingin bertemu dengan keluarga ku setelah meninggalkan mereka 1 tahun”

“Aku juga ingin bertemu anak ku yang masih berusia 4 bulan, sayang sekali aku tidak bisa menemani istriku saat melahirkan”

Mau Daftar Jadi Membership Sekte Novel Secara Gratis?

Silahkan Klik Disini untuk melanjutkan

Para prajurit itu mengungkapkan kebahagiaan mereka masing karena mereka akan pulang setelah melakukan ekspedisi selama 1 tahun.Tapi cerita mereka terhenti sampai disitu sampai salah satu dari mereka memuncratkan darah dari mulut nya.Dada nya tertancap sebuah anak panah.

“Apa?apa yang terjadi?”

Salah satu dari mereka melihat sebuah anak panah menancap di tubuh temannya.

“Ini?serangan!, awas serangan!”

Terjadi kehebohan dan kerusuhan di tengah tengah barisan pasukan itu.Ditengah kehebohan itu ribuan anak panah turun dari atas langit, tepatnya dari atas lembah.Itu ,menghujani mereka.Teriakan kesakitan dan jeritan keputusasaan meledak ledak di dalam barisan itu.Mayat mayat berjatuhan sementara anak panah itu terus berdatangan seperti tidak akan berhenti.

“Semuanya, formasi ShieldWall!” (ShieldWall=tembok tameng)

Seorang penunggang kuda muncul di tengah keributan itu dan mencoba mengatur pasukannya.Itu adalah jendral mereka yang memimpin 20 ribu pasukan itu.

“Pasukan kavaleri segera maju keluar lembah, dan cari jalan untuk bisa keatas lembah untuk memulai serangan balasan! Pasukan infantri berjalan pelahan dan tetap gunakan perisan kalian untuk melindungi diri”

“Baik!”

Teriakan perintah itu membuat keributan tadi mulai mereda, para prajurit infantri pun mulai membentuk sebuah formasi yang padat dengan perisai menutupi seluruh barisan.Tapi setelah barisan perisai terbentuk tembakan panah itu berhenti.

“Tembakan nya berhenti?”

Hal itu mulai ramai dibicarakan oleh prajurit di barisan itu.

“Ada berapa korban saat hujan panah tadi?”

Ucap si jendral pasukan tersebut.

“3 ribu pasukan mati dan 2 ribu luka parah tuan”

“Tch! itu jumlah yang sangat banyak, bagaimana dengan para kavaleri?”

“Para kavaleri sudah bergerak”

“Bagus, tapi aku yakin akan ada serangan susulan”

“Perintahkan para pasukan untuk tetap membentuk formasi berlindung dan berjalan tapi perintahkan untuk lebih di percepat!”

“Baik!”

Pria itu pun pergi bergegas menyampaikan informasi di setiap barisan, sementara Jendral itu sedang memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sementara itu ditempat lain diatas tebing.

“Tuan muda, perintah sudah dilaksanakan dan sesuai prediksi tuan muda, mereka menggunakan formasi bertahan untuk mengantisipasi serangan susulan”

Seorang pria yang tengah duduk diatas kursi di dalam tenda tersebut, dia adalah Rein Anzahem.

“Kerja bagus, bagaimana dengan kavalerinya?” Kata Rein dengan suara datar dan dingin,walau terlihat memuji tetapi itu dikatakan dengan intonasi tegas tetapi juga datar.

“Itu juga tepat dengan prediksi tuan muda, para kavaleri meninggalkan barisan dan bergerak maju untuk keluar dari lembah itu dengan tujuan meminimalisir korban dan mencari jalan ke tempat kita” Pria itu menjelaskan.

“Ohh, apakah mereka sudah melakukan itu?”

“Sesuai yang diperintahkan tuan muda, tempat itu sudah kita dominasi”

“Oke, persiapkaan untuk rencana selanjutnya”

“Baik. Tuan muda”

Pria itu pun pergi meninggalkan tenda.

5 jam sudah berlalu tapi tidak ada tanda tanda serangan susulan akan terjadi, sementara itu para prajurit tengah kelelahan tetapi mereka juga takut akan terjadinya serangan susulan yang memaksa mereka untuk tetap terjaga.

Sang jendral sedang berpikir apa yang harusnya dia lakukan, dia sadar betul akan prajurit nya yang kelelahan tetapi dia takut akan serangan yang akan terjadi, ketakutannysa sama seperti ketakutan pasukannya.Dia pun akhir nya memutuskan untuk mengistirahatkan pasukannya.

“Semuanya berhenti! Kita akan istirahat disini”

Terjadi beberapa keributan diantara prajurit.

“Aku tahu kalian khawatir, tapi jika kita meneruskan perjalanan itu sama saja akan membunuh kita, jadi aku perintahkan untuk kita beristirahat disini”

Para prajurit pun mulai mendirikan tenda, Jendral pun memasuki tenda nya dan duduk di kursinya.Dia memikirkan apa yang sudah terjadi hari ini, tentu saja bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang jendral yang bertanggung jawab atas nyawa pasukannya.Turk adalah seorang jendral yang bertanggung jawab atas 20 ribu nyawa pasukannya dan juga dia dihadapkan situasi sulit seperti ini yang sangat sulit untuk mengambil setiap keputusannya.Sekarang dia merasa bersalah atas gugurnya 3 ribu prajuritnya.

“Ini sangat melelahkan, mana bisa aku tidur disaat kami bisa diserang kapan pun”

Dia terlalu lelah, dia menutup mata nya perlahan, tapi baru saja dia memejamkan mata nya sebentar, telinganya sudah di ganggu oleh teriak dari luar tenda.Turk pun bergegas keluar tenda nya, betapa terkejutnya dia melihat tenda tenda pasukannya sudah terbakar api dan para pasukannya yang kepanasan karena zirah mereka yang terbuat dari besi yang mana besi merupakan salah satu penghantar panas terbaik.Dia pun mengalihkan pandangannya keatas tebing, ribuan pasukan pemanah sedang menembakan anak panah yang diselimuti api serta menggelindingkan tumpukan jerami yang seperti roda ke dalam lembah.Dia sudah pasrah akan apa yang dia lihat, dia juga tahu pasukannya tidak bisa melawan dan sudah sangat kelelahan, tidak berapa lama sebuah panah menembus dadanya dan dia memuncratkan darah dari mulutnya.

Kejadian malam itu merupakan pembantaian sepihak yang dilakukan kerajaan Anzahem dibawah pimpinan Rein Anzahem, pembantaian di lembah itu menewaskan seluruh pasukan jendral Turk.

Bahkan di tempat kavaleri.

“Apa ini? Tidak mungkin kan”

Sesuatu di depan mereka menghancurkan harapan mereka, itu adalah sesuatu yang tidak masuk akal, sebuah batu besar menutupi satu satunya jalan keluar mereka.Dibalik batu besar itu para pemanah menembakan hujan panah dan juga pemanah yang berada di atas tebing yang membuat pertempuran itu tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami pasukan infantri. 20 ribu pasukan tewas tanpa ada yang tersisa tetapi pasukan Kerajaan Anzahem tidak ada yang mengalami luka sedikit pun.

 

Jika ada chapter error silahkan laporkan lewat komentar dibawah.

Bergabung ke Sekte Worldnovel untuk berdiskusi.